Melanesiatimes.com, Sorong, Papua Barat Daya – Warga yang tinggal di sepanjang Jalan Osok, Kabupaten Sorong, semakin resah dengan kondisi polusi debu yang memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Peningkatan aktivitas truk pengangkut material timbunan proyek pembangunan di wilayah tersebut dituding menjadi penyebab utama masalah ini. Jumat (09/05/2025)
Pantauan di lapangan menunjukkan, lalu lalang truk-truk bermuatan tanah timbunan seringkali tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai. Akibatnya, material-material tersebut berjatuhan dan beterbangan ke udara, terutama saat kondisi jalan kering dan berangin. Debu tebal yang dihasilkan kemudian mengganggu aktivitas sehari-hari warga, mulai dari menjemur pakaian, membuka jendela rumah, hingga berdagang di tepi jalan.
“Setiap hari kami harus membersihkan debu yang masuk ke rumah. Kalau lagi parah, napas juga terasa sesak,” keluh Ibu Ririn, salah seorang warga yang tinggal di dekat area proyek.
“Anak-anak juga jadi sering batuk pilek. Kami harap ada tindakan tegas dari pemerintah,” tambahnya.
Keluhan serupa juga diungkapkan oleh para pedagang di sepanjang Jalan Osok. Mereka mengaku omzet penjualan menurun karena pembeli enggan berhenti akibat debu yang mengganggu. “Pelanggan jadi malas mampir. Debunya tebal sekali, makanan dan minuman juga jadi tidak higienis,” ujar Adrian Kaiwai , pemilik warung kelontong di pinggir jalan.

Menanggapi keluhan warga, beberapa pihak terkait di tingkat desa dan kecamatan telah menerima laporan mengenai masalah ini, namun tindakan nyata untuk mengatasi polusi debu tersebut dinilai belum optimal.
Warga berharap pemerintah daerah Kabupaten Sorong dapat segera turun tangan dan mengambil langkah-langkah kongkrit, seperti penertiban truk-truk yang tidak memenuhi standar pengangkutan, penyiraman jalan secara rutin, atau solusi jangka panjang lainnya untuk meminimalkan dampak negatif aktivitas proyek terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Kami tidak melarang pembangunan, tapi tolong perhatikan juga dampak lingkungannya. Kesehatan kami juga penting,” tegas Ibu Ririn.
Warga berharap agar ada dialog antara pihak proyek, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mencari solusi terbaik demi kenyamanan dan kesehatan bersama.