Melanesiatimes.com, Sorong – Prosesi pemakaman Andi Asmuruf, sang deklarator pemekaran Provinsi Papua Barat Daya, berlangsung dengan lancar dan khidmat di Taman Makam Pahlawan Kota Sorong pada Selasa (22/04/2025).
Suasana sakral saat itu ditandai dengan cuaca yang sangat mendukung, seolah alam turut berpartisipasi dalam penghormatan terakhir kepada almarhum.
Yanto Ijie, salah satu perwakilan keluarga, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya atas dukungan penuh yang diberikan dalam prosesi pemakaman. “Terkait dengan tempat ini, semua di luar ekspektasi kami. Namun, ini semua terjadi berkat dukungan dari berbagai pihak,” ungkap Yanto.
Salah satu faktor penting dalam kesuksesan pemakaman ini, menurut Yanto, adalah komunikasi yang baik antara Bapak Elisa Kambu bersama Danrem dan Dandim sehingga telah diberikan tempat yang layak bagi pejuang pemekaran, Andi Asmuruf. “Almarhum mendapat tempat yang terhormat dari negara,” tambahnya.
Yanto juga mencatat bahwa pemakaman Andi Asmuruf di Taman Makam Pahlawan menjadi bagian dari sejarah bangsa Papua. “Ini adalah pertama kalinya seseorang yang berjuang untuk pemekaran diberikan penghargaan berupa tempat pemakaman di sini,” jelasnya dengan penuh rasa bangga.
Selain itu Calon ketua Tim Deklarator, Bernard Jitmau, menegaskan bahwa delegasi tugas ini adalah tanggung jawab untuk melanjutkan estafet organisasi yang telah lama berjuang. “Kami memiliki dasar hukum yang jelas dalam proses perjuangan pemekaran ini,” ujarnya.
Bernard menjelaskan bahwa Deklarator adalah lembaga representatif yang berjuang untuk Papua Barat Daya selama 16 tahun 7 bulan, mulai dari tahun 2006 hingga terbentuknya provinsi ini pada tahun 2022. “Kami bangga bersama beliau meskipun berjuang dengan sendal jepit dan kaki ba abu,” ungkap Bernard
Ia melanjutkan, “Dengan sandal jepit dan tanpa uang, kami memiliki visi yang sama dengan almarhum yang kemudian melahirkan Provinsi ini.” Pengorbanan dan ketekunan mereka selama bertahun-tahun akhirnya membuahkan hasil yang manis.
Bernard juga menekankan pentingnya regulasi yang mendukung pembentukan Provinsi Papua Barat Daya, terutama Undang-Undang 21 Tahun 2021 tentang otonomi khusus.
Ia berharap perjuangan ini akan terus dilanjutkan oleh generasi mendatang. “Semoga apa yang sudah kita capai ini akan menjadi tonggak sejarah bagi anak cucu kami,” tutup Bernard dengan harapan yang menggebu.
Prosesi pemakaman Andi Asmuruf bukan hanya sekadar momen perpisahan, tetapi juga menjadi simbol keberanian dan keteguhan dalam memperjuangkan hak-hak daerah. Semua elemen yang terlibat, dari pemerintah hingga komunitas, menunjukkan bahwa persatuan dan semangat juang akan selalu diingat dan dihargai oleh masyarakat Papua.
Dengan hadirnya Taman Makam Pahlawan sebagai saksi sejarah, harapan untuk masa depan Papua Barat Daya tetap menyala dalam semangat perjuangan yang diwariskan oleh Sang Deklarator alm. Andi Asmuruf.