Melanesiatimes.com – Terdapat perbedaan yang mendasar pada jadwal pelaksanaan sholat maupun waktu imsakiyah selama bulan Ramadhan 1446 H/2025 M yang diedarkan oleh Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tengah dengan yang dipedomani oleh masjid-masjid di Kota Masohi.
Jika tak segera diperbaiki, permasalahan ini dikhawatirkan akan menimbulkan kesalahpahaman di kalangan Ummat Islam itu sendiri.
Di saat yang lain masih berpuasa, sebagian sudah berbuka puasa 2-3 menit lebih awal. Ini jelas mengalami benturan pendapat jika mengacu pada edaran Kemenag Malteng tertanggal 28 Februari 2025 yang sudah disebarluaskan ke publik.
Sebagai contoh masjid Al Ikhlas yang berada di kelurahan namaelo, masjid bani Abdullah di kelurahan Lesane, maupun masid agung Ibnu Abdullah di pusat Kota Masohi.
Ketiganya memiliki jadwal buka puasa pada pukul 18.42 WIT atau 2 menit lebih awal dari jadwal yang dikeluarkan oleh Kemenag Malteng (pukul 18.44 WIT).
Itu artinya, saat Ummat Muslim di wilayah Lesane, Kampung Timur maupun sekitaran masjid agung sudah berbuka puasa, di wilayah lain masih berpuasa 2 menit lebih lama.
Menanggapi persoalan tersebut, Kasi Bimas Islam Yahya Wasahua yang ditemui di ruang kerjanya, selasa (04/03/2025) menjelaskan bahwa
“yang jelas edaran itu (terkait jadwal sholat dan imsakiyah selama bulan Ramadhan) menurut kami sudah pas dan sesuai. Harusnya masjid-masjid di Kota Masohi dan sekitarnya tinggal mengikuti,” jelas Wasahua kepada wartawan.
Terkait masalah ini, Wasahua menerangkan “kami akan berkoordinasi kembali dan memberikan pemahaman lanjutan kepada penghulu masjid agar jadwal ini semuanya harus sama,” tambahnya.
Sementara itu, hal senada disampaikan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Kota Masohi Muhammad Basirodin, S.Fil, I.
Menurutnya, setelan waktu sholat yang ditampilkan pada masjid-masjid di Kota Masohi juga banyak yang berbeda-beda.
Olehnya itu “hari ini juga kami akan sampaikan surat edaran kepada seluruh masjid di Kota Masohi agar dapat menyesuaikan kembali waktu sholat dan jadwal imsakiyah agar semuanya sama dengan mengacu pada jadwal yang diterbitkan oleh Kementerian Agama,” kata Basirodin menjelaskan.
Beliau juga menambahkan jika “harapannya, lewat surat resmi yang kami sampaikan hari ini, penghulu masjid dapat menyetel ulang jadwal pada jam dinding digital agar disesuaikan sehingga semuanya sama,” tutup Basirodin. (HUAT)
