Melanesiatimes.com – Masyarakat Yalimo kini berduka atas kepergian Edison Malyo, staf Bandara Susi Air di Elelim, Kabupaten Yalimo, yang meninggal dunia pada usia 41 tahun akibat sakit. Edison, yang dikenal luas sebagai sosok pemimpin berdedikasi, menghembuskan napas terakhirnya di Elelim sebelum rencana pengobatan ke Jayapura.
Elianus Sepleng, rekan dan sahabat dekatnya, mengatakan bahwa kepergian Edison menjadi duka mendalam bagi banyak orang. “Kehilangan ini bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi seluruh komunitas yang telah mengenalnya,” ujarnya melalui telepon.
Edison Malyo lahir pada 19 Mei 1984 dan mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) melalui pengangkatan K2 pada tahun 2023. Selama kariernya, ia dikenal dekat dengan masyarakat dan aktif membangun hubungan baik dengan berbagai elemen.
Sebagai staf Bandara Susi Air, Edison diingat sebagai “Bapak Pembangunan.” Ia berperan aktif dalam mendorong program-program pembangunan yang fokus pada infrastruktur, pendidikan, dan penerbangan, memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat Yalimo.
Elianus menambahkan, “Edison selalu berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia mampu merancang program yang memprioritaskan kebutuhan masyarakat, menjadikannya sebagai sosok visioner.”
Kabar duka ini memicu rasa kehilangan di kalangan rekan-rekannya dan lembaga pemerintahan. Banyak yang mengenang Edison sebagai sosok pemimpin yang rendah hati dan selalu mendengarkan kebutuhan masyarakat.
Dalam situasi ini, keluarga Edison Malyo menerima banyak dukungan dan ucapan duka. Mereka merasa bangga atas segala prestasi serta jasa-jasanya yang telah mengubah kehidupan banyak orang di Yalimo.
Masyarakat Yalimo akan selalu mengenang kontribusi Edison dalam pembangunan pendidikan, infrastruktur, dan pelayanan kesehatan. Sumbangsihnya patut diapresiasi dan diteruskan oleh generasi mendatang.
“Kehilangan Edison mengingatkan kita akan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada masyarakat. Kami berharap generasi berikutnya dapat melanjutkan cita-citanya,” kata Sepleng, mengekspresikan rasa hormatnya.
Semoga almarhum Malyo mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Kenangan akan sosoknya akan selalu hidup di hati masyarakat Yalimo, menjadi inspirasi dalam perjuangan untuk kebaikan bersama.