Peristiwa

Waragonda Melawan: Buntut Pembakaran Perusahaan Hingga Kerugian Mencapai 4 Miliar Lebih

140
×

Waragonda Melawan: Buntut Pembakaran Perusahaan Hingga Kerugian Mencapai 4 Miliar Lebih

Sebarkan artikel ini

Melanesiatimes.com – Insiden penyerangan, pembakaran dan pengrusakan PT Waragonda Minerals Pertama (WMP) yang dilakukan sekelompok masyarakat dari negeri Haya Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah kini berbuntut panjang.

Massa yang menuding pihak perusahaan melakukan pelepasan palang sasi adat marah dan menyerang perusahaan hingga mengakibatkan harta benda terbakar dan rusak parah sudah dilaporkan ke pihak yang berwajib.

Tak tanggung-tanggung kerugian tersebut ditaksir mencapai miliaran rupiah. “semuanya 4 miliar lebih,” kata Muammar Kadafi Tehuayo selaku Direktur Teknis Tambang PT WMP saat konferensi pers di Masohi, selasa (18/02/2025).

Tehuayo yang datang bersama Direktur Utama PT Waragonda Minerals Pratama M. Amin Saofa dan salah seorang pegawai perusahaan juga mengklarifikasi beberapa tuduhan yang dianggapnya tidak benar.

Menurutnya “kami sama sekali tidak melakukan pengrusakan/membuka palang sasi adat seperti yang dituduhkan oleh massa,” ujarnya.

“bisa dilihat dalam rekaman CCTV dimana terlihat jelas bahwa palang itu roboh karena massa yang datang menyerang perusahaan,” lanjut Tehuayo menambahkan sembari menunjukkan bukti rekaman CCTV.

Pihak Waragonda sendiri mengklaim bahwa keberadaan perusahaan selama ini tidak pernah mengabaikan hal-hal positif seperti berkoordinasi dengan negeri lewat Raja, membantu pemasukan bagi daerah dan memberikan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Dikatakan Tehuayo “kami (perusahaan) masuk atas ijin Raja Negeri Haya saat itu dan diketahui oleh Ketua Saniri dalam bentuk surat ijin usaha yang ditandatangani oleh Raja saat itu yakni bapak Hasan Wailissa,” jelas Tehuayo menyampaikan.

Beliau juga menambahkan bahwa kontribusi kepada negeri pun telah dilakukan “di tahun 2022 masing-masing 10jt, 18jt dan 100jt yang diterima langsung penjabat negeri Haya saat itu yakni Farid Samalehu, serta setiap kegiatan kami selalu koordinasi dengan penjabat,” ujarnya.

Tehuayo yang ditanyai perihal kerugian harta benda perusahaan merincikan “1 alat berat creame, 1 mobil kijang, 1 mobil fuso, laboratorium lengkap dengan peralatan, 1 ruang maintenance, kantor dan fasilitasnya, pos security serta mes karyawan,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Tehuayo “kasus ini sudah kami laporkan ke pihak berwajib untuk segera melakukan proses hukum,” ucapnya.

Disinggung mengenai keberlanjutan perusahaan untuk tetap beroperasi di Haya lagi, Tehuayo bergeming menunggu langkah selanjutnya.

“masih menunggu. Kita lihat hasil koordinasi kami nantinya seperti apa,” tutup Tehuayo. (HUAT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!