Oleh : Eskop Wisabla (Penulis adalah Mahasiswa Papua)
Melanesiatimes.com – Pada prinsipnya, dorongan seksual fisik dapat dipuaskan dengan semua cara aktivitas tubuh. Tetapi pada semua kebudayaan, hanya sebagian dari aktivitas ini yang dianggap abash bagi semua kebudayaan membangun aturan-aturan mengenai seksualitas dari kekuasan wacana tertentu. Sebagai contoh, Anggota Masyarakat yang diatur oleh pengetahuan agama “ mengetahui” bahwa bentuk-bentuk aktivitas Seksual tertentu adalah baik (benar) atau buruk (salah).
Para ahli agama bekerja menjalankan atauran-aturan tentang normalitas dan pelanggaran, dan resep-resep ini dikhotbahkan di altar gereja, pada kesempatan pengakuan dosa atau bentuk-bentuk lainya. Pada kebudayaan sekuler lebih umum bagi gagasan tentang apa yang “ alamiah” dan “ yang tidak alamiah” untuk memberikan dasar pengetahuan, yang dari landasan ini ditentukan seks normal dan yang menyimpang.
Secara khas, pengaturan wacana demikian itu dicurigai bermuatan jender; adalah hal biasa bagi tubuh laki-laki dan tubuh Perempuan patuh kepada Resep-resep yang sangat berbeda berkenaan dengan aktivitas seksual.
Salah satu bentuk pengaturan yang paling ketat terhadap tubuh Perempuan adalah Mutilasi alat kelamin Perempuan ( female genital mutilation). Ini adalah praktik yang tersebar luar biasa di seluruh dunia; Menurut World Health Organization ( 1997) diperkirakan bahwa sekitar 130 juta Perempuan di dunia sekarang diintervensi oleh Dokter. Bentuk yang paling ringan adalah disunat yaitu memotong sedikit klitoris, yang paling ekstrim adalah menjahit labia. Akibat dari intervensi ini sudah jelas, cairan tubuh akan tertahan sehingga berisiko terhadapa Kesehatan.
Bagaimana praktik semacam ini dimengerti? Kalau feminis menggambarkannya sebagai bentuk yang sangat tegas dari patriarki, maka Fouculdian memahamainya untuk menjelaskannya dalam cara pandang yang lebih materialis,dengan menghubungkan konteks biologis dan reproduksi dan dengan konteks produksi, manajemen dan distribusi kekayaan jelas ini adalah ekonomi.
Seksualitas Perempuan dan pengalihan kekayaan pada pra moderitas menurut definisi, masyarakat pra modern kekurangan institusi moderitas yang menjadi landasan tempat bergantung nagi survival fisik, ekonomi dan Emosional kita. Sangat sering diartikan sebagai hidup tanpa suatu bentuk pemerintahan, lokal atau sentral,untuk mengatur hidup kita, agensi Hukum dan ketertiban untuk melindungi kita, agensi kesejahteran untuk membantu kita pada saat membutuhkan.
Seringkali pula diartikan sebagai hidup tanpa uang dan harta. Juga dapat diartikan sebagai tetap hidup tanpa kapitalisme yang menjadi tempat kita bergantung kini misalnya, tanpa upah kerja untuk membiayai hidup kita atau segala macam organisasi yang menghasilkan keuntungan dengan menjual kepada kita barang dan jasa yang kita butuhkan.
Dalam kondisi seperti itu kebutuhan dasar bagi eksistensi keamanan kenyamanan, makanan bergizi perlu dipenuhi dengan cara lain. Inilah sebabnya mengapa keluarga atau lebih tepat lagi,kelompok kerabat memainkan peranan yang sangat penting. Kelompok kerabat adalah satuan survival dasar, memberikan sebagian besar dukungan emosional, perlindungan fisik dan akses kepada kekayaan yang menjadi tempat bergantung setiap orang. Oleh sebab itu, bagaimana kelompok tersebut terbentuk, direproduksi, dan dilestarikan adalah sangat penting.
Sebagai akibatnya, peranan Perempuan dan, khususnya kemampuan Fisiknya yang Unik untuk hamil dan melahirkan menjadi menentukan. Itulah sebabnya mengapa perkawinan penting: yakni memungkinkan seorang laki-laki menghasilkan keturunanya. Secara khas, harta kekayaan dimiliki secara kolektif. Tanah,tanaman dan hewan basis ekonomi bercocok tanam dan beternak adalah milik keluarga,bukan individu. Secara ekonomi suatu kelompok kerabat bertindak sebagai semacam korporasi yang para anggotanya memiliki harta kekayaan bersama, memilihara dan mereproduksi harta kekayaan.
Penculikan Misteri Kesya Irena, Pelaku: Prajurit TNI AL
Pembunuhan Kesya pelakunya adalah Polisi Militer Angkatan Laut Lantamal XIV Sorong. Dibuang tanpa Busana yang kemudian Jasadnya ditemukan di Pantai Saoka,Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papau Barat Daya, Minggu ( 12/1/2025).Kesya Irena Yola Lestaluhu Usia 20 Tahun Warga Jalan Danau Tiga, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong. kelasi satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi adalah Otak dibalik penculikan Kesya, kasus misterius kesya dilatarbelakangi ketidakpuasan pelaku terhadap sikap korban yang tiba-tiba menghentikan aktivitas hubungan intim.
Pelaku juga dipengaruhi minuman keras mengambil kramik, lalu menusuk tubuh Kesya 32 kali hingga meninggal dunia.
“Sumber data di media Sorong (Antara) Rabu, 15 Januari 2025 14:00 WIB. Rekonstruksi ulang pembunuhan Kesya Irena Yola Lestaluhu, tangisnya pecah saat menyaksikan langsung adegan demi adegan yang dianggapnya penuh kejanggalan.
Kesya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tanpa busana, di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya. 32 luka tusukan benda tajam ditemukan di tubuhnya.
Kekerasan Brutal sebelum kematianya, namun Rekonttruksi yang digelar Jurstru menyulut emosi bagi keluarga yang merasa Fakta di lapangan Tidak terungkap. Pelaku lebih dari satu di dalam Tragedi ini. ketidaksesuaian rekonstruksi dengan fakta penemuan jenazah ditemukan tanpa busana. Tapi di rekonstruksi dia masih mengenakan pakaian. Ini tidak sesuai kenyataan di lapangan pakaian korban ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan mayat.
Kasus ini masih banyak yang kejanggalan.dibunuh di tempat lain, lalu dibuang ke Pantai Saoka dan pembunuhan bukan di Saoka karena berdasarkan fakta yang tidak sesuai pelaku bahkan saksi.Ini bukan hanya pembunuhan, tapi juga pelecehan terhadap perempuan. Jangan sampai ada keadilan yang dibungkam, kasus ini menjadi ujian belajaran besar bagi penegakan hukum di tanah air, khususnya terkait kejahatan terhadap perempuan. pihak berwenang hingga ke tingkat nasional. “Ini tentang martabat perempuan.
Bapak Presiden turun tangan. Kami rakyat kecil butuh keadilan. Setiap kejanggalan harus diusut hingga tuntas, tanpa kompromi. Kini, publik menanti langkah tegas dari pihak berwenang. Mampukah kasus ini diungkap sepenuhnya, atau akan menjadi bayang-bayang gelap yang kembali mematahkan harapan akan keadilan. Sumber data media SORONG, iNewsSorong.id senin 20/1/2025.
Paradigma Konflik dalam feminisme
Setiap hubungan sosial termasuk hubungan kaum laki-laki dan Perempuan, bagi mereka, gagasan dan nilai-nilai selalu dipergunakan sebagi senjata untuk menguasai dan melegitimasi kekuasan, tidak terkecuali hubungan antara laki-laki dan Perempuan.
Sejarah justur mucul sebagai reaksi atas kultur sexisme atau diskriminasi sosial berdasarakn jenis kelamin di Barat pada tahun 60-an , khususnya sangat penting dalam melawan kekerasan seksual dan pornografi ( Brownmiller,1976). Para penganut Feminisme radikal tidak melihat adanya perbedaan antara Tujuan personal dan politik, unsur-unsur seksual atau biologis.
Sehingga, dalam melakukan analisis tentang penyebab penindasan terhadap kaum Perempuan oleh laki-laki, mereka menganggapnya berakar pada jenis kelamin laki-laki itu sendiri beserta Ideologi Patriarkinya.seperti hubungan seksual, adalah bentuk penindasan terhadap kaum Perempuan patriarki itu dasar dari ideologi penindasan yang merupakan sistem hirarti seksual di mana laki-laki memiliki kekuasan superior. “ Indonesia negara hukum maka pelaku pembunuhan Kesya Dihukum setimpal dengan berbuatannya.(*)