Melanesiatimes.com – Program JKN terus memastikan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program termasuk melalui langkah preventif. Tidak hanya menjamin pelayanan pengobatan atau rehabilitasi (kuratif), peserta Program JKN juga dapat memperoleh layanan deteksi dan pencegahan penyakit atau yang sering disebut pelayanan preventif. Salah satu bentuknya adalah layanan skrining riwayat kesehatan yang bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi risiko penyakit kronis sejak dini.
Dengan skrining peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat mengetahui potensi risiko kesehatan mereka lebih awal, sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sorong, Pupung Purnama (09/01/2025).
Pupung menerangkan, layanan Skrining Riwayat Kesehatan ini diatur dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 3 Tahun 2024. Regulasi ini memuat ketentuan terkait pelaksanaan skrining, penapisan kesehatan tertentu, serta peningkatan kesehatan bagi peserta penderita penyakit kronis. Dengan adanya aturan ini, BPJS Kesehatan memastikan pelaksanaan layanan skrining berjalan efektif dan terintegrasi dalam sistem JKN, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Di era modern ini banyak masyarakat yang tanpa disadari mengidap penyakit kronis akibat gaya hidup tidak sehat, pola makan yang tidak teratur dan tingkat stres yang tinggi. Skrining ini sangat penting untuk deteksi dini agar masyarakat dapat segera mengambil langkah yang diperlukan,” terang Pupung.
Lebih lanjut Pupung menjelaskan skrining riwayat kesehatan merupakan proses pengumpulan informasi melalui pengisian pertanyaan terkait kondisi kesehatan peserta. Terdapat 14 jenis penyakit yang dapat dideteksi termasuk Diabetes Melitus, Hipertensi, Stroke, Ischemic Heart Disease, Thalassemia, Kanker Payudara, Kanker Serviks, Kanker Usus, Kanker Paru, Tuberkulosis, PPOK, Hepatitis B dan C, serta Anemia.
“Hasil skrining akan terbagi menjadi dua kategori, yaitu tidak berisiko penyakit dan berisiko penyakit. Peserta yang tidak berisiko hanya perlu menerapkan pola hidup sehat, sementara yang berisiko akan diarahkan untuk pemeriksaan fisik dan anamnesa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat mereka terdaftar,” jelas Pupung.
Pupung juga menambahkan, Proses skrining ini dilakukan melalui 49 pertanyaan yang meliputi gaya hidup, pola konsumsi makanan dan minuman, hingga gejala atau kondisi yang dialami peserta. Dimana Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirancang sesuai dengan kelompok penyakit yang menjadi fokus skrining. Data ini nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya untuk peserta.
Peserta JKN dapat melakukan skrining ini secara mandiri melalui berbagai saluran yang telah disediakan seperti melalui Aplikasi Mobile JKN, website resmi BPJS Kesehatan atau melalui Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp (PANDAWA) pada nomor 0811165165.
“Saya mengajak seluruh peserta JKN untuk aktif memanfaatkan layanan Skrining Riwayat Kesehatan ini. Dengan deteksi dini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar dalam menjaga kesehatan dan menghindari risiko penyakit yang lebih serius di kemudian hari,” himbau Pupung.
Salah satu peserta JKN Segmen Penerima Bantuan Pemerintah Jaminan Kesehatan (PBI JK), Putri (37), yang baru saja mendapatkan edukasi tentang skrining riwayat kesehatan saat berkunjung ke Kantor BPJS Kesehatan mengungkapkan kesannya setelah melakukan skrining.
“Jujur saya baru tahu kalau BPJS Kesehatan punya layanan seperti ini. Selama ini saya kira BPJS Kesehatan hanya untuk berobat saat kita sakit. Tapi ternyata ada layanan untuk mencegah penyakit juga. Ini sangat bermanfaat sekali,” kata Putri.
Putri juga menambahkan bahwa layanan skrining ini membuatnya lebih sadar akan pentingnya menjaga pola hidup sehat. Menurutnya pertanyaan dalam skrining riwayat kesehatan cukup membantu dirinya mengenali hal-hal yang baik dan buruk untuk kesehatan.
“Penyakit itu datang tiba-tiba, jadi dengan kita periksa seperti ini, kita bisa lebih tahu kondisi tubuh kita. Saya jadi lebih sadar untuk mengatur pola makan dan kebiasaan hidup saya,” cerita Putri.