Melanesiatimes.com – Tranportasi laut adalah hal utama bagi warga yang mendiami Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat. Permasalahan transportasi laut di daerah ini bukanlah hal yang baru. Pasalnya selama 25 tahun berdirinya Kabupaten bahari ini kurang lebih 5 periode pemerintahan daerah, tidak ada terobosan baru untuk mengatasi permasalahan ini.
Warga yang mendiami Distrik ini selama melakukan aktivitas atau menjual hasil alam menggunakan kapal laut yang berjenis Ferry (TERUBUK), tapi kelemahannya ada pada kualitas kapal itu sendiri, karena Pemerintah Kabupaten Raja Ampat belum mampu membeli kapal.
Minimnya fasilitas transportasi laut yang dimiliki Pemkab Raja Ampat berdampak pada sisi perekonomian warga pulau, yang mengakibatkan tingginya biaya hidup di kepulauan ini.
Terlebih kapal laut tersebut saat ini tidak dapat maksimal melayani trayek perjalanan antar pulau entah mungkin karena kondisi kapal yang berumur tua.
Selain itu jadwal pemberangkatan kapal TERUBUK kali ini tidak melayani rute ke distrik Misool Utara. Hal seperti ini pernah terjadi selama beberapa bulan dan sangat berdampak pada perekonomian warga yang mendiami Distrik ini.
Udin warga Kampung Waigama, menjelaskan bahwa selama ini warga kepulauan selalu terkendala dari segi transportasi. “Waigama ini kaya akan sumber daya alam, tapi kita (warga pulau) selalu terkendala dengan alat transportasi ini,” ucapnya ketika di hubungi. Senin 6 januari 2024
Ketika tidak ada kapal yang berangkat, sebagian besar warga pulau terpaksa menggunakan motor 15 pk atau perahu tradisional yang tidak layak digunakan akibat tidak adanya ketersediaan alat standar keselamatan berlayar.
Red/ino