Pendidikan

Dinas Pendidikan PBD: Implementasi Bahasa Daerah Dalam Kurikulum SMP

2
×

Dinas Pendidikan PBD: Implementasi Bahasa Daerah Dalam Kurikulum SMP

Sebarkan artikel ini

Melanesiatimes.com – Dinas pendidikan Provinsi Papua Barat Daya menggelar pelatihan guru mata pelajaran jenjang SMP dalam implementasi budaya bahasa papua ke dalam muatan lokal. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Vega Prime Sorong, pada senin (22/12/24).

Kepala Dinas Pendidikan PBD, Adolof Kambuaya mengatakan, program ini merupakan salah satu program yang diamanatkan di dalam Undang-Undang Otsus.

Semua sekolah yang ada di PBD itu diwajibkan untuk mengakselerasi kurikulum muatan lokal berbasis bahasa kebudayaan suatu daerah, khusunya di PBD

“Jadi untuk bicara kurikulum muatan lokal itu, ya inilah prosesnya. Kita harus mempersiapkan guru-guru, pelatihan guru-guru yang akan kita siapkan mereka sebagai yang mentransfer bahasa daerah  kepada murid-murid nya,” pungkasnya.

Menurutnya, Bahasa daerah merupakan identitas suatu daerah tertentu, karnanya untuk menghidupkan identitas suatu daerah, peran sekolah strategis untuk melestarikan hal tersebut.

Adolof menilai, perkembangan zaman ini bisa dengan cepat menenggelamkan suatu kebudayaan, pasalnya transformasi budaya asing memiliki pengaruh yang sangat  kuat,  membuat degradasi kebudayaan di suatu daerah dalam konteks bahasa daerah.

“Kita memang dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, akan tetapi tututan leluhur kita juga harus di kedepankan, dengan cara mempertahankan suatu indentitas kita meski zaman kian melaju,” ujarnya.

Sebagai bahasa nomor dua dari bahasa indonesia, bahasa daerah wajib dimasukan dalam kurikulum sekolah dengan basis muatan lokal, oleh karenanya pemerintah memandang perlu mengadakan pelatihan ini kepada guru- guru sebagai tenaga pengajar di sekolah.

“Hingga kini, program ini masih di desain untuk bisa di akses di sekolah-sekolah tertentu saja, dengan harapan seiring berjalannya waktu semua sekolah dapat mengakses program tersebut,” harapnya

Ia berpesan kepada seluruh guru dan siswa-siswi agar senantiasa menomorsatukan bahasa daerah tersebut, khusunya anak kandung cendrawasi (orang asli papua) sebab hal tersebut yang dapat menjelaskan indentitas dan terus menghidupkan bahasa leluhur kita, maka dengan kehidupan masyarakat kita yang heterogen ini, jangan terkontaminasi dengan arus zaman yang kian kencang. (Sintia_Rahayaan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *