Melanesiatimes.com – Ketua Panitia seleksi daerah (Selekda) Irvan Zulfikar mengungkapkan kegiatan seleksi para pegiat lari ini diadakan untuk mempersiapkan para pegiat lari untuk mengikuti Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) di Nusa Tenggara Barat pada bulan Juli 2025. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi masyarakat yang sehat bugar untuk menunjukkan kemampuan mereka di ajang lari. Sabtu (21/12/2024)
Kegiatan ini diikuti oleh total 100 peserta yang terdiri dari dua kategori usia, yaitu 18-39 tahun dan 40 tahun ke atas. Penentuan kategori ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang adil bagi semua pegiat lari, terlepas dari usia mereka.
Irvan menjelaskan bahwa jumlah peserta dibatasi, karena lari trail adalah cabang olahraga yang biasa diikuti dalam jumlah terbatas. “Kami membatasi peserta karena lari trail tidak dapat menampung banyak orang.
Target kami adalah memilih 12 juara, terdiri dari 6 juara dari kategori umum dan 6 juara dari kategori master,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa seleksi ini dikhususkan untuk masyarakat yang bukan atlet profesional. “Kami mengedepankan kegiatan ini untuk pegiat yang memiliki hobi berlari demi kesehatan dan kebugaran, bukan untuk atlet berprestasi,” ungkap Irvan.
Peserta seleksi sebagian besar berasal dari Papua Barat dan Papua Barat Daya. Meskipun ada beberapa yang belum mengganti KTP, mereka tetap diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan komitmen panitia untuk menggandeng masyarakat lokal dalam upaya meningkatkan kebugaran.
Setelah seleksi, para juara yang terpilih akan mendapatkan program binaan untuk mempersiapkan diri menjelang Fornas di NTB “Persiapan yang matang sangat penting agar kita bisa bersaing di level nasional,” papar Irvan.
Festival Olahraga Nasional tahun ini akan berlangsung pada tanggal 7 Juli 2025 di Nusa Tenggara Barat. Dalam rentang waktu sekitar tujuh bulan, peserta diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik.
“Kami berharap setiap peserta bisa berlatih dengan serius dan mengambil istirahat yang cukup,” tambahnya.
Dukungan dari pemerintah terhadap kegiatan ini juga sangat signifikan. “Pemerintah memberikan dukungan penuh melalui dinas pemuda dan olahraga. Tidak hanya kami, tetapi juga berbagai organisasi olahraga yang terlibat,” kata Irvan.
Yusdi Lamatenggo, Kadispora Papua Barat Daya, menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam membangun kesadaran warga akan pentingnya berolahraga. “Kami ingin membudayakan olahraga di masyarakat agar semua orang bisa hidup sehat dan bahagia,” ujarnya.
Yusdi menjelaskan bahwa Indonesia memiliki tiga jenis olahraga: pendidikan, prestasi, dan rekreasi.
“Kami fokus pada olahraga rekreasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran masyarakat secara umum,” tambahnya.
Dengan fokus pada kebugaran dan kesehatan, kegiatan ini diharapkan dapat memunculkan generasi muda yang sehat dan aktif. “Bukan hanya untuk prestasi, tapi yang paling penting adalah agar semua orang bisa merasa bahagia saat berolahraga,” ungkapnya.
Irvan menekankan bahwa kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak sangat penting untuk kesuksesan kegiatan ini. “Kami ingin olahraga maju melalui kolaborasi yang baik antara semua elemen masyarakat,” tutupnya.
Dalam giat ini peserta pegiat alti menempuh jarak 12 Kilo meter dengan kondisi medan menaiki dan menruni gunung serta jalan yang sedikit ekstrim, sehingga butuh fisik dan stamina yang baik.
Dengan dukungan yang solid dan komitmen dari semua pihak, diharapkan Papua Barat Daya dapat meraih prestasi di ajang Fornas mendatang dan menginspirasi lebih banyak orang untuk berolahraga.