Melanesiatimes.com – Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, menjadi lokasi survei untuk ketiga alur pelintas dan pelayaran masuk pelabuhan. Dalam agenda ini, Dr. Ully Rada Putra selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa kegiatan survei telah dilakukan oleh Tim Surveyor Instalasi Pengamatan Laut Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong.
Giat FGD ini di laksanakan di Hotel Aston Iperial Bekasi, pada Selasa (17/12/2024).
“Survei ini penting untuk mengatur arus lalu lintas kapal di wilayah kami, terutama mengingat besarnya potensi wisata di Raja Ampat,” ungkap Dr. Ully.
Ia menjelaskan bahwa Focus Group Discussion (FGD) ini menggunakan anggaran DIPA Satker Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong, Bapak Arif Mulyanto, mengemukakan bahwa pemerintah telah menetapkan alur pelayaran dalam Keputusan Pemerintah (KP) 197. “Keputusan ini mengatur sistem rute dan tata cara berlalu lintas yang diperlukan untuk menjaga keselamatan pelayaran,” katanya.
Berdasarkan data density traffic, Arif menegaskan perlunya penataan alur secara berkelanjutan. “Kami harus memastikan bahwa tidak ada kapal yang merusak ekosistem, terutama di kawasan konservasi yang kaya akan biota laut,” tambahnya. Ia juga menekankan pentingnya pembatasan pelayaran bagi kapal-kapal yang berpotensi mengganggu kelestarian perairan.
Arif menjelaskan bahwa Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong telah melaksanakan enam survei mandiri dan saat ini dalam proses penetapan keputusan oleh Menteri Perhubungan. “Pada 16 dan 17 Desember 2024, kami akan fokus pada dua FGD, termasuk rencana penetapan alur perlintasan dari Pelabuhan Waisai menuju kawasan Wisata Raja Ampat,” jelasnya.
“Tujuan dari FGD ini adalah untuk mendapatkan masukan dari semua pemangku kepentingan guna memastikan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim,” papar Arif.
Ia berharap dengan adanya FGD ini, kelancaran lalu lintas pelayaran menjadi lebih terjamin, serta mencegah kecelakaan dan kerusakan lingkungan.
Sementara itu, Dr. Ully menekankan pentingnya pelaksanaan prinsip “Sea follows the trade.” “Kami ingin promosi pertumbuhan ekonomi biru berkesinambungan dengan program konservasi,” ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen untuk menjaga keindahan dan kekayaan alam Raja Ampat.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk penataan alur pelayaran yang lebih baik di kawasan yang terkenal dengan keindahan alamnya ini.
Dengan dukungan semua pihak, Raja Ampat diharapkan bisa menjadi contoh dalam pengelolaan pelayaran yang memperhatikan keselamatan dan konservasi laut.