Peristiwa

Puang Makka Mundur dari Mustasyar PBNU, Ini Alasannya

1
×

Puang Makka Mundur dari Mustasyar PBNU, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf atau biasa disebut Puang Makka, resmi mengundurkan diri dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf atau biasa disebut Puang Makka, resmi mengundurkan diri dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang disingkat PBNU.

Melanesiatimes.com – Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf, yang dikenal dengan sebutan Puang Makka, secara resmi menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Mustasyar atau Dewan Penasehat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Keputusan ini diumumkan di tengah refleksi atas kondisi kesehatan dan sejumlah pertimbangan lainnya.

“Keputusan untuk mundur adalah hal yang biasa. Ada banyak hal yang harus saya pertimbangkan, sehingga saya memilih untuk melepaskan jabatan Mustasyar PBNU,” ungkap Puang Makka dalam pernyataannya di Makassar, Selasa (10/12).

Alasan Kesehatan Jadi Faktor Utama

Puang Makka menjelaskan, kondisi kesehatannya menjadi kendala utama dalam menjalankan tugas sebagai Mustasyar PBNU. Ia mengaku sulit menghadiri berbagai kegiatan yang diselenggarakan organisasi tersebut.

“Saya memohon maaf karena tidak pernah hadir dalam pertemuan-pertemuan tingkat PBNU. Setiap ada agenda, kondisi kesehatan saya sering kali tidak memungkinkan,” ujarnya.

Selama menjabat, Puang Makka mengaku belum pernah bertatap muka langsung dengan Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, maupun pengurus lainnya. Ia bahkan merasa aneh dengan situasi tersebut.

“Aneh, kan, kalau seorang Mustasyar tidak pernah bertemu ketua umum atau pengurus lain. Harapan saya, ada silaturahmi di luar kegiatan formal,” tuturnya.

Tidak Diundang dalam Kunjungan Ketua Umum

Puang Makka juga menyoroti kurangnya komunikasi dengan pimpinan PBNU. Menurutnya, meski KH. Yahya Cholil Staquf sudah tiga kali berkunjung ke Makassar sejak dilantik sebagai Ketua Umum, ia tidak pernah diberi kabar atau dihubungi.

“Dengan pertimbangan itu, saya merasa keberadaan saya sebagai Mustasyar tidak terlalu penting bagi PBNU,” tegasnya.

Tanggapan soal Musyawarah Luar Biasa

Terkait kabar rencana digelarnya Musyawarah Luar Biasa (MLB) PBNU, Puang Makka menilai hal tersebut merupakan dinamika biasa dalam organisasi besar.

“Musyawarah luar biasa, kongres, atau muktamar adalah hal yang wajar. Semua organisasi pasti mengalaminya,” katanya.

Puang Makka berharap pengunduran dirinya dapat dimaknai sebagai langkah terbaik bagi organisasi dan dirinya sendiri, sembari mendoakan agar PBNU terus maju dengan visi dan misinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *