Peristiwa

Gus Miftah Mundur dari Posisi Utusan Khusus Presiden, Habib Syakur: “Ini Tindakan Berjiwa Besar”

0
×

Gus Miftah Mundur dari Posisi Utusan Khusus Presiden, Habib Syakur: “Ini Tindakan Berjiwa Besar”

Sebarkan artikel ini
Gus Miftha Minta Maaf
Gus Miftha : Foto Internet

Melanesiatimes.com – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid memberikan apresiasi tinggi terhadap keputusan Gus Miftah untuk mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden. Menurutnya, langkah ini merupakan bukti sikap berjiwa besar Gus Miftah dalam menghadapi dilema etika yang bisa mempengaruhi stabilitas nasional serta menjaga kondusifitas pemerintahan.

“Beliau mengakui kesalahannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. Namun, keputusan mundur ini patut kita hargai, sebab tidak semua orang bisa melakukan hal serupa, apalagi di posisi beliau,” ujar Habib Syakur, Jumat (6/12).

Habib Syakur yakin bahwa keputusan Gus Miftah untuk mundur akan menjadi pembelajaran berharga. Gus Miftah, yang dikenal memiliki banyak jamaah serta pondok pesantren, diyakini akan mengambil hikmah dari kejadian ini dan melanjutkan tugasnya dengan penuh kesungguhan.

“Ini bukan hal yang mudah. Saya yakin beliau akan merenung dan introspeksi diri. Mari kita doakan agar beliau terus diberi petunjuk oleh Allah SWT dan bisa menjaga santri serta jamaahnya dengan sebaik-baiknya,” kata Habib Syakur.

Lebih lanjut, Habib Syakur berharap masyarakat Indonesia tidak terus-menerus menghakimi Gus Miftah. Ia percaya setiap individu pasti memiliki kesalahan, namun yang terpenting adalah kemampuan untuk mengakui kesalahan tersebut dan memperbaiki diri.

“Kita semua punya dosa masing-masing. Tak ada yang sempurna. Saat seseorang mengakui kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri, kita harus memberikan penghargaan, terutama bagi pejabat yang berani bertanggung jawab,” tegasnya.

Di akhir wawancaranya, Habib Syakur menyampaikan pesan untuk para pejabat negara, agar selalu menjaga sikap dan kata-kata demi menjaga keharmonisan sosial.

“Saya berharap ini menjadi pelajaran bagi kita semua, baik dai, ulama, pejabat, maupun masyarakat. Jaga sikap, jaga lisan, dan saling menghormati. Itu kunci untuk menjaga keharmonisan di tengah masyarakat,” pungkas Habib Syakur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *