Melanesiatimes.com – Musik klasik bukan hanya bagian dari budaya Barat, tetapi juga pernah menjadi bagian penting dalam sejarah musik di Indonesia, khususnya saat masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, seni musik sering dimainkan di istana, balai kota, hingga tempat hiburan. Berikut adalah lima jenis musik klasik yang berkembang di era kolonial Belanda dan meninggalkan jejak di Nusantara:
- Lagu Keroncong Gaya Kolonial
Keroncong mungkin identik dengan budaya lokal, tapi tahukah kamu bahwa keroncong berkembang pesat berkat pengaruh musik Portugis dan Belanda? Di era kolonial, keroncong sering dimainkan dengan sentuhan alat musik khas Barat, seperti biola dan gitar, yang memberikan nuansa unik. - Simfoni di Gedung Pertunjukan
Di kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta), konser musik simfoni dari komponis terkenal seperti Beethoven dan Mozart sering diadakan. Gedung pertunjukan seperti Schouwburg Weltevreden (sekarang Gedung Kesenian Jakarta) menjadi pusat acara bergengsi bagi para pejabat dan warga elite. - Mars dan Lagu Patriotik Belanda
Musik mars yang dibawa Belanda menjadi bagian penting dalam upacara militer dan acara resmi. Lagu-lagu ini sering dimainkan oleh orkestra militer dan dianggap sebagai simbol kekuatan kolonial. - Operet dan Drama Musikal
Tidak hanya konser klasik, drama musikal dan operet dari Eropa juga diperkenalkan. Karya-karya seperti “Die Fledermaus” oleh Johann Strauss bahkan pernah dipentaskan dengan adaptasi lokal. - Piano sebagai Hiburan Pribadi
Bagi keluarga Belanda yang tinggal di Hindia Belanda, piano adalah alat musik wajib di rumah. Musik klasik dari Bach hingga Chopin menjadi hiburan sehari-hari, bahkan di kalangan keluarga pribumi kaya yang mengadopsi gaya hidup Barat.
Meski zaman telah berganti, pengaruh musik klasik dari era penjajahan masih terasa hingga kini. Beberapa komposisi bahkan menginspirasi musik modern Indonesia. Musik klasik tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga jembatan budaya yang memperkaya sejarah musik tanah air.