Melanesiatimes.com – Malam selalu memiliki cara tersendiri untuk membuat segala hal terasa lebih dekat. Ketika kesunyian menyelimuti, suara hati seakan lebih jelas terdengar. Dalam gelapnya malam, ada banyak hal yang tak terucapkan, namun begitu kuat dirasakan. Seperti saat aku duduk dalam kesendirian, pikiranku kembali padamu. Terkadang, hati ini berbicara dalam bahasa yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Aku sering merasa bahwa malam adalah waktu yang tepat untuk mengenang segala sesuatu yang terlewat. Ketika semua orang terlelap, hanya aku yang terjaga, meresapi setiap kenangan yang kita bagi. Bahkan meski tak ada lagi pertemuan antara kita, bayanganmu tetap hadir dalam setiap kesunyian malam. Setiap detik yang berlalu mengingatkanku pada saat-saat indah yang pernah ada.
Di tengah kesendirian itu, aku pun mulai menyadari betapa kuat perasaan ini. Rasanya seperti angin yang sejuk, datang dan pergi, tetapi selalu meninggalkan jejak. Meskipun tak ada kata-kata yang bisa menjelaskan, hatiku tetap berbicara. Berbicara tentang perasaan yang mungkin tak bisa aku ungkapkan pada waktunya. Berbicara tentang harapan yang terpendam, tentang rindu yang tak kunjung hilang.
Aku sadar, mungkin aku terlalu banyak berharap. Malam seolah menjadi ruang untuk segala harapan yang terpendam, namun tetap saja aku tahu bahwa kenyataan tak selalu berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Namun, perasaan ini tetap ada, tidak bisa disembunyikan meski sekeras apapun aku mencoba. Saat malam datang, aku hanya bisa mendengarkan suara hati yang terus berbicara padamu.
Namun, aku juga belajar bahwa tidak semua perasaan harus disampaikan. Beberapa hal lebih baik tetap berada dalam kesunyian malam, seperti bayangan yang menghilang saat fajar menyingsing. Hati ini akan terus berbicara, meski hanya dalam diam. Karena terkadang, perasaan yang terpendam adalah cara kita menghargai apa yang pernah ada tanpa harus memaksakan kenyataan yang tidak bisa kita ubah.