Melanesiatimes.com – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath berkampanye di Soahuku Kabupaten Maluku Tengah, rabu, (20/11/2024).
Sebelumnya, LAWAMENA (sapaan akrab Lewerissa-Vanath) diketahui merupakan paslon cagub cawagub nomor urut 3 hasil pengundian KPU Provinsi Maluku 23 September 2024.
Jargon LAWAMENA par Maluku pung bae seakan mengisyaratkan kepada publik jika “keadaan di negeri ini sedang tidak baik-baik saja,” ucap Rofiq Afifuddin salah seorang orator pada kampanye tersebut.
Rofiq yang merupakan anggota aktif DPRD Provinsi Maluku dari PPP tidak sendiri saat mendampingi pasangan LAWAMENA berkampanye di Soahuku.
Bersama dirinya, ada pula nama-nama besar seperti Herry M.C Haurissa kader Gerindra yang baru saja dilantik menjadi ketua DPRD Kabupaten Maluku Tengah masa tugas 2024-2029, Sam Latuconsina yang merupakan mantan wakil walikota Ambon, dan tentu saja Ir. H. Said Assagaff mantan Gubernur Maluku periode sebelumnya yang kini dipercaya menjadi ketua tim pemenangan HL-AV.
Begitu pentingnya upaya membenahi keadaan Maluku sehingga “publik harus mendukung pasangan ini (Lewerissa-Vanath),” sebut Assagaff dalam penyampaian orasi politiknya.
Sehingga beliau menghimbau kepada seluruh pendukung HL-AV untuk meningkatkan pengawasannya selama proses pencoblosan dan perhitungan suara berlangsung.
“jaga kotak suara, sebab sudah banyak informasi yang kami terima bahwa KPU Provinsi Maluku sudah siap untuk memenangkan salah satu kandidat Gubernur tertentu,” ungkap Assagaff.
“jadi saya dan seluruh tim pemenangan Lewerissa-Vanath meminta kepada seluruh masyarakat soahuku agar mengawal kemenangan ini dengan segala kemampuan yang kita punya,” pinta Assagaff kepada pendukung HL-AV yang datang memenuhi lapangan nunusaku.
Situasi saling klaim dan menganggap yang paling mampu dalam mengurusi persoalan Maluku terjadi bukan hanya pada cagub cawagub yang berkampanye sebelumnya.
Lewerissa-Vanath pun seakan tak mau kalah dalam beradu argumen dalam visi misi Membangun Maluku.
Hal itu disampaikan langsung oleh keduanya pada kesempatan berkampanye setelah para orator (jurkam) mereka.
Cawagub Abdullah Vanath misalnya. Sebagai mantan bupati dua periode Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), beliau menggambarkan sudut pandang dan cara membangun Maluku.
Dikatakan Vanath “saya mengerti dengan jelas apa yang harus kami lakukan untuk Maluku agar bisa lebih baik lagi ke depannya dengan program-program yang kami rumuskan dalam visi misi LAWAMENA. Potensi kelautan, pertanian kita, dan lainnya harus dimaksimalkan dengan baik dan tepat sasaran,” ujar Vanath.
Sementara itu, Hendrik Lewerissa sebagai figur utama yang orasinya ditunggu ribuan pendukungnya membuka narasi politiknya dengan berterima kasih sebelumnya atas sambutan luar biasa yang ditunjukkan oleh warga masyarakat soahuku.
“saya merasa seperti bagian dari negeri soahuku. Sambutan yang diberikan oleh saudara semua belum pernah saya alami saat berkampanye di tempat lain. Terimakasih banyak,” kata Lewerissa menyapa.
Lewerissa yang kemudian terganggu dengan sejumlah isu seputar dirinya yang dianggap menghianati kepercayaan masyarakat usai terpilih menjadi anggota legislatif DPR-RI pada pemilu februari lalu berkesempatan mengklarifikasi hal tersebut pada momen orasinya.
“berdiri di sini sebagai Cagub bukan berarti saya menghianati kepercayaan bapak ibu untuk DPR-RI kemarin. Tapi murni karena panggilan hati sebab dengan menjadi Gubernur, saya punya wewenang besar untuk berbuat banyak bagi Maluku tanpa harus dihadapkan pada keterbatasan aspirasi seperti yang saya alami di DPR-RI,” jelasnya.
Beliau juga menambahkan jika “negeri ini kaya raya, tapi rakyatnya masih banyak yang hidup dalam kemiskinan, terbelakang, dan tak punya arah yang jelas dalam pembangunan daerahnya. Kami pasangan LAWAMENA sudah punya rencana yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Maluku,” tegas Lewerissa menambahkan.
Karena itu kami akan buka seluas-luasnya peluang kerja bagi masyarakat dengan mempersilahkan para investor untuk datang ke Maluku berinvestasi.
“tentu dengan 2 syarat utama, pertama pekerjanya didominasi oleh orang Maluku, dan yang kedua kami akan tekankan kepada investor agar punya rencana yang jelas terkait analisis masalah dampak lingkungan (AMDAL) yang jelas sehingga tidak menimbulkan masalah yang berakibat pada musibah/bencana dengan keberadaan perusahaan penyedia lapangan pekerjaan,” ujar Lewerissa.
“tentu ini bukan satu-satunya solusi. Kami punya banyak solusi lain untuk pembangunan Maluku ke depannya,” tutup Lewerissa kepada masyarakat. (HUAT)