Transformasi Ujang Komarudin: Akademisi, Penulis, Kini Juru Bicara PCO

waktu baca 2 menit
Senin, 18 Nov 2024 15:43 0 14 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, resmi melantik enam juru bicara baru dalam sebuah acara di Gedung Krida Bhakti, Jakarta, pada Senin (18/11). Salah satu nama yang menarik perhatian adalah Ujang Komarudin, seorang pengamat politik terkemuka di Indonesia.

Ujang, pria kelahiran Subang tahun 1981, memiliki rekam jejak cemerlang dalam dunia politik dan akademik. Sejak 2016, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), sekaligus menjadi dosen tetap di Universitas Al Azhar Indonesia. Lulusan S3 Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) ini sebelumnya juga menyelesaikan S2 di bidang yang sama di UI, setelah menamatkan studi S1 Politik Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.

Dalam perjalanan karirnya, Ujang pernah menjadi staf khusus Ketua DPR RI, Ade Komarudin, serta terlibat sebagai Tim Ahli Bidang Politik dan Pemerintahan di Fokus Parlemen pada 2013. Tak hanya itu, ia juga aktif sebagai penulis opini di berbagai media, hingga menerbitkan buku berjudul “Ideologi Partai Politik: Antara Kepentingan Partai dan Wong Cilik” pada 2016.

Melalui unggahan di media sosialnya, Ujang menyampaikan refleksi menjelang pelantikan. Ia mengajak semua pihak untuk tetap menjalani hidup dengan senyuman dan berbuat baik, meski dihadapkan dengan berbagai tantangan.

“Semoga semuanya mudah dan lancar ya Allah. Aamiin… Tak peduli berapa banyak orang yang membencimu, memotong jalanmu, tersenyum di depan, memukul di belakang, nyinyir, dan memfitnahmu. Tetaplah tersenyum. Tetaplah berbuat baik. Dan tetaplah nikmati hidup,” tulisnya.

Selain Ujang, nama-nama lain yang juga dilantik sebagai juru bicara PCO adalah Philips Vermonte, Adita Irawati, Prita Laura, Dedek Prayudi, dan Hariqo Wibawa Satria. Sementara itu, tiga staf khusus yang turut diangkat adalah Tjut Andjani, Hafizhul Mizan, dan Syahril Ilhami.

PCO juga menambah enam tenaga ahli utama yang meliputi Lalu Tubagus Arie Rukmantara, Hamdan Hamedan, Wahyu Andrianto, Albert Tarigan, Pandji Setiadi Nugraha, dan Ricky Tamba.

Langkah strategis ini diharapkan mampu memperkuat komunikasi kepresidenan dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan kepada publik secara transparan dan efektif.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA