Melanesiatimes.com – Dewan Pimpinan Wilayah Anak Muda Kepulauan Evav Indonesia (DPW AMKEI) Maluku Utara sangat menyayangkan kejadian yang menimpa para korban, yang notabene merupakan anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) AMKEI Halmahera Tengah, pada Sabtu, 16/11/2024 di Weda.
Kejadian yang melibatkan kedua kelompok etnis Kei dengan Manado tersebut, tentu bukan dilandasi oleh sentimen etnis atau suku. Kejadian tersebut disinyalir berpangkal dari efek mengkonsumsi miras (minuman keras) dari salah satu pihak.
Menyikapi hal itu, Muhar Syahdi Difinubun selaku caretaker DPW AMKEI Maluku Utara sangat menyayangkan tindakan yang telah mengakibatkan kehilangan nyawa manusia.
“Kami tentu berharap bahwa situasi di Weda segera pulih dan kondusif kembali pasca kejadian tersebut, selain itu, tentunya tetap mendorong pihak yang berwenang dalam hal ini teman-teman kepolisian untuk melakukan proses hukum terhadap pelaku pembunuhan saudara kampung,” pungkas Difinubun ketika dihubungi melalui telfon seluler di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus membangun komunikasi yang intens dengan pihak lain, terutama yang berhubungan dengan persoalan Kamtibmas di Malut.
“Sesuai instruksi dari Ketum AMKEI, Bung John Kei, sekaligus tanggung jawab untuk berpartisipasi menjaga kondusifitas wilayah Moloku Kie Raha menjelang pelaksanaan pilgub pada 27 November 2024 nanti, maka AMKEI terus berupaya membangun sinergi melalui proses komunikasi terutama dengan pihak keamanan (TNI-Polri, dlsb), di samping terus mengkampanyekan pentingnya menjaga kerukunan hidup antar sesama dalam bingkai persatuan dan kesatuan berdasarkan filosofi orang-orang Kei yakni ‘ain ni ain’ atau orang-orang Maluku Utara sendiri, yaitu marimoi ngone futuru,” pungkasnya.
Kejadian naas yang terjadi di Weda itu mengakibatkan korban meninggal dunia 1 orang dan 1 orang luka serius. Sementara pelaku saat ini sudah diamankan pihak kepolisian setempat.
Tidak ada komentar