Melanesiatimes.com – Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah, kembali menyoroti tindakan tegas yang diperlukan terhadap oknum polisi yang terlibat masalah integritas. Kasus-kasus penyimpangan perilaku, seperti perselingkuhan yang melibatkan anggota Polri, disebut Iskandarsyah tidak hanya terjadi sekali dua kali, namun kerap kali tidak terungkap ke publik.
Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk mengetahui adanya kasus seperti ini agar menjadi pelajaran, tidak hanya bagi masyarakat namun juga bagi Polri sendiri. “Kasus seperti ini harus diekspos, menjadi pengingat bagi aparat penegak hukum untuk menjaga integritas. Jangan sampai citra baik lebih dari 140 ribu anggota Polri tercoreng oleh ulah segelintir orang,” ujarnya.
Iskandarsyah juga menyoroti perlunya tindakan cepat dari pimpinan untuk menjaga nama baik institusi. Belum lama ini, ia menyampaikan laporan terkait dugaan pemerkosaan oleh oknum polisi di Depok. Kasus ini langsung ditindaklanjuti oleh Kapolda Jawa Barat dengan memberikan atensi khusus melalui Polres Bogor, tempat kejadian tersebut dilaporkan.
Namun, kasus serupa terus muncul. Iskandarsyah bahkan mengungkapkan adanya laporan baru yang lebih memprihatinkan, di mana seorang istri diduga menjalin hubungan dengan anggota Polair Mabes Polri. “Meski suami korban sudah melalui prosedur resmi, sampai saat ini hasilnya masih nihil,” jelasnya.
Iskandarsyah menegaskan bahwa pemecatan adalah langkah paling tepat bagi anggota yang terlibat kasus serupa. “Tindakan tegas harus diberikan, apalagi pelaku hanya berpangkat Bripda dengan masa dinas yang baru empat tahun,” tambahnya.
Menurutnya, tindakan pemecatan oknum yang mencoreng institusi adalah langkah bijak untuk menyelamatkan kredibilitas 140 ribu anggota Polri yang lain. “Siapa yang bertanggung jawab? Tentunya pimpinan harus berperan aktif. Saya meminta agar kasus ini diselesaikan dengan adil. Siapapun yang bersalah harus mendapatkan sanksi tegas,” tutupnya.
Tidak ada komentar