Melanesiatimes.com – Ariella Cindy, staf divisi layanan teknologi informasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang dijumpai di lokasi kegiatan mengatakan jika Maluku Tengah punya potensi pariwisata yang banyak untuk dapat dikelola dengan baik.
“tinggal bagaimana kemudian dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan saja, terlebih pada sisi publikasi yang meluas sehingga diketahui sampai ke mancanegara,” jelas Cindy kepada wartawan.
Hal ini disampaikan oleh beliau saat menghadiri acara pelatihan dan pembuatan video promosi pariwisata siap tayang berbasis storynomics yang digagas BAKTI Kominfo di kota Masohi pada, selasa, (29/10/2024).
Giat kegiatan yang dilaksanakan di aula pertemuan hotel isabella Masohi ini diikuti oleh berbagai peserta dari desa wisata yang ada dan tersebar di kabupaten Maluku Tengah.
Semuanya hadir dengan semangat ingin mengikuti pelatihan sehingga harapannya dapat mempromosikan wisatanya nanti dengan video-video yang berkualitas dan punya kemampuan publikasi yang meluas.
“wisata di Maluku Tengah punya paket yang lengkap. Keindahan wisatanya, kulinernya yang enak, hingga kearifan lokal yang terkenal. Ini semua harus bisa dikelola dengan baik. Sekarang tinggal pesertanya dibekali pelatihan agar dapat mempublikasikan pariwisata mereka secara benar dan mampu menarik wisatawan,” ujarnya.
Setiap Steakholder miliki peran masing-masing yang bisa kita kolaborasi bersama sehingga menjadi tanggungjawab bersama.
“bukan tugas dinas pariwisata saja, kominfo saja, melainkan tugas kita bersama termasuk masyarakat setempat untuk dapat menjaga, mengelola, dan mempublikasikan pariwisata yang ada di kabupaten Maluku Tengah,” ucapnya.
Cindy yang ditanyai seputar potensi wisata mana yang berpeluang besar akan terus dilirik di mancanegara menyebut jika “pasanea dengan pulau tujuhnnya, pantai ora hingga pulau banda adalah yang paling banyak menyita perhatian,” ungkapnya.
Itu dari sisi kelebihannya, namun beda lagi jika kita melihat pada aspek kekurangan daerah Maluku Tengah sendiri yang bisa dikatakan merupakan kendala non teknis yang sering kali ditemui di lapangan.
Salah satunya ialah jaringan internet yang lambat di lokasi desa-desa wisata “jangkauan promosinya yang belum meluas, jaringan internet lambat dan kurang kerjasama dengan pihak lain disinyalir merupakan kendala yang acap kali dijumpai di lapangan,” jelas Cindy menambahkan.
“sehingga kedepannya harus sudah bisa dikelola dan dipublikasikan secara bersama-sama oleh seluruh pihak yang terkait,” harapnya sembari mengakhiri pembicaraan. (HUAT)