Melanesiatimes.com – Sidang ke-45 Majelis Pekerja Lengkap Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) yang diselenggarakan di kecamatan Seram Utara kabupaten Maluku Tengah dihadiri langsung Penjabat Gubernur Maluku Ir. Sadali IE, M.Si., pada minggu, (20/10/2024).
Selain Pj Gubernur Maluku dan Pj Bupati Maluku Tengah, hadir pula forkopimda, perwakilan DPRD provinsi Maluku dan malteng, ketua dan majelis pekerja harian Sinode GPM, majelis pertimbangan MPH Sinode GPM, tokoh lintas agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh perempuan, para pimpinan klasis serta para pendeta se-GPM.
Sadali IE yang memulai sambutannya dengan mengutip perkataan teolog asal Canada Henry Blackaby mengingatkan kepada seluruh peserta dan undangan betapa pentingnya seorang pemimpin agar selalu berdo’a sebagai bentuk rasa syukur dan percaya akan Tuhan di setiap aktivitasnya.
Menurutnya “do’a membuat seorang pemimpin dapat fokus pada suatu faktor yang benar-benar konsisten dalam kehidupan bersama Tuhan,” jelasnya.
Itulah sebabnya sehingga beliau berujar jika “pemimpin yang kurang berdo’a diibaratkan seperti kapten kapal yang berlayar tanpa kompas. Mereka mungkin sangat ahli membuat perkiraan terbaik ke arah mana kapal harus pergi, tetapi mereka sama sekali tidak memiliki jaminan bahwa jalan tersebut menuju jalan yang benar,” ungkap Sadali mendeskripsikan ungkapan tersebut.
“jadi saya percaya bahwa terlaksananya sidang ke-45 MPL GPM ini pasti sudah didasari do’a dengan kesungguhan hati, sehingga Tuhan menggerakkan para pelayan dan semua sumber daya untuk fokus melaksanakan tugasnya,” tambah Sadali.
Kehadiran orang nomor satu di provinsi Maluku ini pada kegiatan tersebut paling tidak memberikan pesan penting bagi keberlangsungan Gereja Protestan Maluku (GPM) dalam menjalankan peran dan fungsinya bagi masyarakat.
“GPM memiliki peran penting di masyarakat Maluku. Sebab GPM merupakan Gereja yang sejauh ini tatap komitmen, konsisten mewartakan kasih, persaudaraan dan perdamaian bagi semua orang,” ucapnya.
Lebih jauh beliau menambahkan jika “itulah sebabnya kita perlu memperkuat kohesi sosial dan solidaritas sosial guna memperkuat ketahanan masyarakat,” tambahnya.
Sadali IE juga menyinggung soal langkah GPM sejauh ini yang telah melakukan program gerakan keluarga menanam, melaut dan memasarkan menurutnya merupakan langkah yang strategis untuk memperkuat ketahanan sosio-ekonomi masyarakat.
Dikatakan Sadali IE “ini jelas berdampak positif tidak hanya bagi warga gereja saja, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara,” ungkapnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, tak lupa beliau berharap jika fungsi Gereja tidak hanya dimaknai sebatas hal-hal keagamaan terfokus ritual keimanan saja melainkan “tetap terpanggil untuk bersama-sama menjawab persoalan sosial kemasyarakatan serta ekologis,” tutup Sadali IE seraya mengakhiri sambutannya. (HUAT)