Melanesiatimes.com – Menjelang pesta demokrasi serentak di seluruh Indonesia, setiap kandidat kepala daerah, memiliki visi misi yang berbeda namun subtansinya adalah untuk kemajuan masyarakat dan pembangunan daerah, namun ironisnya ada paslon yang menjatuhkan paslon lain dengan menggiring opini yang tidak dewasa. Sorong (07/10/2024).
Menyikapi situasi politik hari ini Heri Korano selaku tim pemenangan ARUS mengatakan, sudah saatnya kita untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa cerdas dalam memilih siapa kandidat terbaiknya.
Menurutnya, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang senantiasa menerapkan visi misinya serta menghargai sesama kandidat, bukan saling menjelekkan atau memojokan.
“Kalau ada kandidat yang menjatuhkan kandidat lain dalam kampanye tatap muka, maka kandidat tersebut tidak dewasa dan tidak bisa menjual visi misinya, hanya mampu mencela dan menjatuhkan, kata Heri, pemimpin seperti ini merupakan pemimpin yang arogan yang tidak mampu menyajikan visi misinya kepada masyarakat,” pungkasnya.
Dikatannya politik itu dinamis siapapun bisa melakukan cara-cara yang baik untuk meraup suara pada Masyarakat, akan tetapi kalau hanya mencela atau menjatuhkan berarti pemimpin tersebut belum dewasa dalam berpolitik.
“Tentu semua kandidat punya kekurangan dan kelebihan, oleh sebab itu berpolitik lah dengan santun dan berikan pemahaman yang baik kepada rakyat, bukan saling menyinggung dan mencelah, untuk persoalan memilih, kita kembalikan kepada masyarakat yang menilai siapa diantara kelima pasangan ini yang terbaik bagi mereka, terang Heri, jangan saling menggiring opini dengan cara-cara yang tidak santun,” tegasnya
Kita hidup di era Demokrasi, dari kita, oleh kita dan untuk kita, siapapun punya hak memilih dan dipilih, ketika merasa mampu silahkan bertarung, karena demokrasi tidak membatasi hak warga negaranya untuk maju dalam kontestasi politik.
Pada dasarnya kami Tim ARUS, merasa bahwa ada yang ketakutan ketika melawan ARUS, sehingga melakukan cara-cara yang tidak santun dalam berdemokrasi.
Ketika ditanyai terkait video tiktok yang beredar, bahwa ada salah kandidat menyebutkan, “Bapak tidak puas istri mau lagi, Istri tidak puas, anak mau lagi, dst,” Heri mengatakan sejauh ini Bapak Abdul Faris Umlati dan Bapak Petrus Kasihiw tidak respon soal video tersebut.
“Mungkin beliau singgung Bapak Jokowi hehehe,” katanya sambil bergurau.
Ia juga berharap agar sama-sama menjaga kamtibmas jelang pesta demokrasi ini, jangan pakai bahasa menghasut yang nantinya akan memecah bela kita sendiri dalam kontestasi pilkada 2024.