EkonomiWisata

Pelaku Wisata Menolak 8 Izin Eksplorasi Tambang di Raja Ampat

215
×

Pelaku Wisata Menolak 8 Izin Eksplorasi Tambang di Raja Ampat

Sebarkan artikel ini

Melanesiatimes.com – Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, gelar Sosialisasi Sistem Registrasi Wisatawan (SIPARI) dan Dukungan bandar Udara di Perairan Misool Selatan.

Kegiatan berlangsung di Aula Wayag, di buka resmi Sekda Yusuf Salim. Turut hadir Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Papua Barat Daya, OPD Kabupaten Raja Ampat, Kepala Bandar Udara Domine Eduard Osok, Navigasi Sorong, Asosiasi Pariwisata Raja Ampat serta pendiri Yayasan Carbon Ethics.

Dalam upaya mendukung pengembangan Pariwisata Raja Ampat, Melky Rumbewas kepada Melanesiatimes.com, (08/06/2024), mengatakan kegiatan sosialisasi SIPARI ini mempunyai asas manfaat dan nilai edukatif bagi pelaku wisata di Raja Ampat.

“Sebagai Praktisi Pariwisata, juga pengurus Asosiasi Homestay pada prinsipnya sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemda, Pemerintah Provinsi yang mana telah berupaya meningkat pelayanan pariwisata sehingga sektor pariwisata Raja Ampat dapat berkembang pesat, dan ini tentu menjadi bagian yang dirindukan bersama,” ungkap Melky Rumbewas Pengurus Asosiasi Homestay Raja Ampat.

Sistem Regitrasi Informasi Wisatawan (SIPARI) ini menurutnya sangat memudahkan baik dari sisi promosi pariwisata, pendataan hingga pelaporan turis asing dan wisatawan domestik yang berkunjung ke Raja Ampat.

Selain memberikan apresiasi pada Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Papua Barat Daya Yusdi Lamatenggo Melky juga merasa tertarik dengan apa yang disampaikan Pendiri yayasan Carbon Ethics Jessica Novia tentang Pariwisata berbasis rendah Carbon.

Kendati menjadi keresahan bagi pengelola homestay, beredar isue yang di sampaikan pelaku wisata lainnya, bahwa kurang lebih delapan perusahaan tambang telah mengantongi izin operasi, entah kapan tetapi ini menjadi ancaman serius bagi Raja Ampat dan pengusaha lokal yang geluti bidang Pariwisata.

Pasalnya Raja Ampat dikenal dunia dari sektor Pariwisata, tambang bukan solusi satu-satunya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Harapannya Pemerintah Provinsi dengan Pemda segera melihat masalah ini secara penting dan jelih sehingga sapaan Negeri Seribu Pulau itu tidak dicemari limbah dan kotoran ulah eksplorasi tambang tersebut. (Red-Ino)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!