Melanesiatimes.com – Komisi Pemilihan Umum KPU Provinsi Papua Barat Daya menggelar Rapat Koordinasi Pencocokan Data Pemilih dan Penelitian serta persiapan penyusunan daftar pemilih sementara pemilihan kepala Daerah Tahun 2024, yang dilaksanakan di Vega Prime Hotel pada Senin (29/07/2024).
Dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di seluruh Indonesia, khususnya di Provinsi Papua Barat Daya, yang tercantum dalam PKPU 2 tahun 2024 tentang tahapan dan jadwal, juga berdasarkan PKPU 99 Tahun 2024 dan juga keputusan KPU nomor 799 tentang petunjuk teknis penyusunan data pemilih.
KPU Provinsi Papua Barat Daya telah melaksanakan tahap penyusunan Data pemilih, dimana telah melakukan pencoklitan data pemilih yang telah dimulai sejak 24 Juni – 24 Juli 2024.
Dalam keterangannya Devisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Provinsi Papua Barat, Jefry Kambu menyampaikan,” jajaran kami dalam hal ini telah menyelesaikan pencocokan data pemilih dan penelitian, sehingga sebelum batas waktu yang di tentukan mereka telah selesai, namun perlu diketahui bahwa, tentu dalam pelaksanaan pencoklitan ini terdapat kendala-kendala yang terjadi di lapangan, contohnya penolakan dan lain sebagainya,” kata Jefry.
Lanjutnya, namun kami juga mengapresiasi, meskipun banyak hambatan yang di hadapi jajaran kami pantarli namun merekan mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang telah di berikan,” ungkap Jefry.
Pantarli yang ditugaskan dalam pencoklitan ini berjumlah 2.078 orang, oleh sebab itu kami melakukan Rapat Koordinasi dalam rangka evaluasi tahap pencocokan dan penilitian seraya menyusun daftar pemilih sementara.
Ada 2 metode yang digunakan dalam pencoklitan ini adalah pertama dilakukan secara manual dan dilakukan menggunakan aplikasi, hasilnya jajaran pantarli mampu menyelesaikan 3 hari sebelum batas yang di tentukan.
“Adapun pememantauan ini kami lakukan melalui sistem bahwa Provinsi Papua Barat Daya telah 100% sebelum batas waktu yang ditentukan,” ujar Ketua Devisi Rendatin.
Ia juga menjelaskan bahwa selama pencoklitan, jajaran kami juga merasa kesulitan terkait dengan jaringan, apalagi metode yang digunakan adalah aplikasi maka hambatannya adalah akses jaringan, dimana sebagian distrik tidak memadai jaringan internet.
Kedua kondisi geografis yang sedikit sulit, jarak antara kampung atau distrik dengan distrik yang lain agak menyulitkan dengan akses transportasi yang terbatas. Misalkan Daerah Raja Ampat dengan menggunakan transportasi laut, tentu mengalami hambatan karena kondisi laut yang saat ini tidak bisa dilalui oleh kapal kecil ataupun speed.
Dan juga daerah maybrat yang akses ke kampung-kampung masih sangat sulit karena jalannya belum semuanya di aspal, sehingga ini sedikit menghambat dalam melakukan monitoring dan supervisi pada daerah-daerah terpencil.
“Namun dengan semua itu kami harus mengapresiasi kepada jajaran kami bahwa dengan kondisi seperti itu mereka mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sebelum masa waktu yang di tentukan, ” salut Jefry.
Ia berharap kerjasama ini harus terbangun dan selalu ada ruang seperti ini agar kita bertemu dalam hal memantapkan kerja-kerja kami agar menghasilkan data pemilih yang akurat, berkualitas, akuntabel dan dapat kami Pertanggung jawabkan.