Melanesiatimes.com – Setelah melewati penantian selama 50 tahun lebih, akhirnya Mgr. Dr. Yanuarius Theophilus Maatopai You, Uskup Keuskupan Jayapura meresmikan dan memberkati Gedung Baru SMK YPPK St. Fransiskus Asisi Yabula Kimbim, Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu (13/07/2024).
Perlu diketahui bahwa YPPK Papua meliputi lima keuskupan di Tanah Papua, yakni: YPPK Keuskupan Agung Merauke, YPPK Jan Smith Keuskupan Agast, YPPK Keuskupan Manokwari-Sorong, YPPK Tilemans Keuskupan Timika, dan YPPK Fransiskus Asisi Keuskupan Jayapura.
Untuk YPPK Fransiskus Asisi (YPPK FA) Keuskupan Jayapura memiliki empat Kantor Sekretariat, antara lain: Sekretariat Eksekutif FA Kota/Kabupaten Jayapura di Kota Jayapura, Sekretariat Eksekutif FA Kabupaten Keerom di Keerom, Sekretariat Eksekutif FA Kabupaten Pegunungan Bintang di Oksibil dan Sekretariat Eksekutif FA Kabupaten Jayawijaya di Wamena.
Memasuki usia ke-50 sesuai pengakuan pemerintah atas legal formal YPPK Papua pada 22 Agustus 1974, maka untuk pertama kalinya YPPK FA Keuskupan Jayapura memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMK YPPK Pertama Dalam homilinya, Mgr. Yan menegaskan bahwa berdirinya SMK ini merupakan yang pertama untuk seluruh YPPK Tanah Papua.
“SMK ini merupakan yang pertama untuk seluruh YPPK di Tanah Papua. Itu berarti satu karya yang baru. Satu karya dengan penuh hati dan penuh kepedulian terhadap kehidupan masyarakat di Papua, di lembah Baliem. Kehadiran SMK ini sesungguhnya mau menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat di sini,” tegas Mgr. Yan.
Diakuinya bahwa YPPK sudah lama mengelola sekolah-sekolah, dari sejak kehadiran misionaris, sejak Indonesia belum merdeka. Tahun 1930-an YPPK sudah eksis mengelola sekolah dari TK/Paud, SD, SMP, dan SMA. Hanya legalnya, YPPK akan merayakan ulang tahun ke-50 pada bulan Agustus. Tapi sekolah-sekolah di bawah naungan YPPK sudah lama ada di Papua. Karena itu, YPPK merupakan salah satu yayasan pelopor pendidikan untuk mencerdaskan manusia-manusia yang ada di Papua. YPPK sudah terbukti.
Kini YPPK memulai lagi dengan SMK supaya melalui SMK ini YPPK FA mau mendidik, membina anak-anak Papua di lembah Baliem sebagai petani yang sejati, sebagai peternak yang sejati, dan sebagai wirausaha yang sejati, supaya mereka sendiri mengelola kekayaan tanah Yabula yang subur ini, supaya kemudian menjadi tuan di atas tanah ini. Karena itu, SMK ini harus disambut baik oleh umat yang ada di seluruh lembah Baliem, di seluruh 9 paroki. Bukan hanya di Kimbim.
Kimbim hanyalah pilihan tempat, tetapi yang datang sekolah adalah anak-anak dari seluruh lembah Baliem. Bukan hanya anak-anak Katolik, melainkan juga anak-anak Protestan, Islam, Hindu dan Buddha kalau ada. Jadi sekolah SMK ini tidak dibatasi. Dibuka untuk umum. Tapi untuk Asrama memang dibatasi, karena asrama itu menyangkut pendidikan nilai-nilai iman, pembinaan-pembinaan kerohanian.
Bagi Mgr. Yan kehadiran SMK di lembah Baliem sejatinya dimaksudkan pula untuk memberikan akses dan kemudahan bagi anak-anak yang putus sekolah, warga masyarakat yang ingin belajar bagaimana menjadi petani, peternak, dan wirausahawan yang handal. SMK inilah tempatnya. Supaya di kemudian hari orang-orang di lembah Baliem menjadi contoh bagaimana hidup dari tanah yang subur ini.
Proyeknya Tuhan, meski demikian diakui pula bahwa menyelenggarakan SMK sangat mahal. Karena itu, YPPK sejak lama tidak berani mengelolanya. “Sangat mahal dari sisi tenaga, dana, sarana prasarana, tetapi kita mulai SMK tahun ini di Keuskupan Jayapura. Karena kita percaya bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita. Tidak boleh takut, Tuhan pasti buka jalan. Niat baik untuk mencerdaskan anak-anak bangsa dari segala dimensi hidup, menjadi manusia yang utuh sempurna, Tuhan pasti buka jalan. Ini adalah proyeknya Tuhan,” tandasnya penuh yakin.
Diyakininya bahwa mendirikan SMK merupakan karya Tuhan. Tuhan yang menggerakkan pemerintah daerah, sehingga melalui dinas Pendidikan, SMK ini bisa dibangun. Kepada Kepala Dinas Pendidikan, Mgr. Yan mengucapkan ‘terima kasih’. Juga, menitipkan ‘terima kasih’ kepada Bapak Bupati atas bantuan ini. Baginya Pemerintah daerah telah memberikan bantuan untuk membangun daerah 3T: Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, supaya masyarakat tidak ketinggalan, masyarakat dapat berkembang seperti daerah-daerah yang lain.
“Saya tetap mengharapkan Bapak Kepala Dinas P & P, untuk bantuan selanjutnya juga, baik untuk tenaga, dana, maupun sarana yang lain, karena kita sama-sama mendidik, membina anak-anak yang ada di sini yang adalah putra-putri bangsa”, harap Mgr. Yan.
Di tempat yang sama, Direktur Sekretariat Eksekutif Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik Fransiskus Asisi (SE’YPPK FA) Kabupaten Jayawijaya, Edyson Mario Wantik, S.Ag menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah daerah Kabupaten Jayawijaya, kepada Bapak Bupati dan Kepada Dinas Pendidikan yang telah membantu mendirikan gedung SMK YPPK St. Fransiskus Asisi Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Menurutnya SMK ini hadir sebagai bukti keseriusan pemerintah daerah dalam membangun dan mengembangkan pusat ekonomi bagi masyarakat di daerah lembah Baliem di masa mendatang.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Jayawijaya, melalui Pj. Sekda Kabupaten Jayawijaya, Natalis Mumpo, S.Sos mengungkapkan apresiasi dan dukungannya bagi YPPK yang telah membuka peluang bagi anak-anak lokal untuk belajar sesuai dengan bakat dan cita-cita mereka.
Acara peresmian gedung baru diawali dengan penyerahan kunci dari Pemda Kabupaten Jayawijaya oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, pembukaan pengguntingan pita dan Misa syukur pemberkatan gedung prasasti oleh Mgr. Yan didampingi 8 Imam sebagai konselebran. (Demmy)