Pesan Tegas Bupati Keerom Dalam Acara Pentakosta Nuansa Kei Kabupaten Keerom 

Melanesiatimes.com Pentakosta Nuansa Kei Ke-9 Tahun 2024 di Kabupaten Keerom, sejatinya menegaskan kembali semangat perjuangan para Leluhur Kei dalam membangun peradaban manusia asli Keerom. Bupati menitipkan pesan tegas ini kepala Masyarakat Kei di Kabupaten Keerom, Senin (20/05/2024).

Bacaan Lainnya

Pentakosta yang dikemas secara meriah namun penuh keakraban dan persaudaraan itu diawali dengan ritual Adat Kei di Tugu Peringatan 50 Tahun masuknya Injil di Kabupaten Keerom, di kompleks SMP dan SMA YPPK Teruna Tegasa, Arso Kota. Sesudah ritual Adat, rombongan para Imam, Ketua-ketua kerukunan, para sesepuh dan masyarakat adat Keerom berarak dalam Perahu Belan menuju Gereja Katolik St. Wilibrodus Arso diiringi Tarian Busur Panah oleh pemuda Kerukunan Keluarga Kei Kabupaten Keerom.

Kemudian acara dilanjutkan dengan Misa Pentakosta, yang dipimpin oleh Pastor Martin Silitubun, didampingi 10 imam lainnya. Misa Pentakosta dengan tema: “Roh Kebenaran akan Memimpin Kamu ke Dalam Kebenaran” menjadi semangat yang menyatukan semua orang Kei di Provinsi Papua, yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Kei Kabupaten Jayapura, Ikatan Keluarga Kei Kota Jayapura, ikatan Keluarga Kei Kabupaten Keerom, paguyuban-paguyuban kampung serta masyarakat adat Keerom dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Kabupaten Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., M.U.P, secara tegas berbicara tentang peran orang Kei dalam karya peradaban manusia asli Keerom.

Dikatakannya bahwa masyarakat Kei merupakan sebuah keluarga besar yang tidak boleh dipisahkan dari masyarakat asli Keerom. Baginya keluarga adalah asal dan tujuan kita. Maka, keluarga harus segera dirukunkan.

“Maskei harus segera dibentuk segera, begitupun dengan IKEMAL juga, timbul tenggelam, olehnya itu saya ingatkan, segera dibentuk dan saya akan mendukung penuh kepada semua suku yang ada, termasuk Keluarga Kei yang telah berkontribusi bagi Kabupaten Keerom, suku Batak, suku Jawa, suku Flobamora, Maluku secara umumnya, Sulawesi, Toraja, suku-suku Papua yang ada di Keerom: Biak, Serui, Saireri, Sorong sampai Merauke, dan semuanya, terima kasih banyak untuk dedikasi bagi suku-suku asli Keerom. Keerom ini adalah Rumah Besar untuk semua suku bangsa yang ada,” tegas Gusbager.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa sejak pertama kali orang Kei masuk di Keerom, diikuti juga banyak suku lainnya yang telah berjasa, memberikan pengabdian dan kontribusi bagi kabupaten Keerom.

“Orang Keerom itu seperti ini sudah. Yah. Masyarakat Keerom itu seperti ini, karena itu orang sering bilang, orang Keerom itu, orang bodoh, terbelakang dan semua sebutan seolah-olah tidak ada orang, tanah ini tidak bertuan. Saya tegaskan dari tempat ini, orang Keerom itu dari dulu sampai sekarang masih ada dan mereka orang-orang hebat.

Tidak boleh siapapun yang datang untuk merampas hak kesulungan mereka. Saya berpesan kepada orang Kei, harus anda berdiri paling depan untuk melawan siapapun yang datang untuk mengancam. Tidak boleh orang lain datang merampas hak kesulungan orang asli Keerom sampai kapanpun,” tegas putra asli Keerom itu.

Kepada awak Media ini, Gusbager menjelaskan bahwa sejarah peradaban Keerom dimulai dari masuknya Injil dan pemerintahan awal tidak terlepas dari peranan anak-anak Kei, baik guru maupun petugas pemerintahan yang lain. Kami hadir di sini sebagai Pemerintah memberikan apresiasi kepada masyarakat Papua asal Kei, yang pernah memberikan pengabdian, memberikan perhatian, doa dan cinta kepada masyarakat Keerom, utamanya orang asli Keerom di masa-masa awal itu.

“selamat Hari Raya Pentakosta untuk semua umat Kristiani di Kabupaten Keerom, secara khusus masyarakat Kei Provinsi Papua yang telah merayakan Pentakosta bersama umat di Kabupaten Keerom. Terima kasih untuk semua kerja keras, semua upaya, dan pengabdiannya. Juga, kepada semua suku, paguyuban yang ada di kabupaten Keerom. Mari bersatu, bersama dengan suku-suku lain yang ada di sini, terutama suku asli Keerom. Kita membangun Keerom, Rumah Besar kita semua,” tegas Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., M.U.P.

Terkait Pilkada serentak pada 28 November 2024 mendatang, Gusbager mengatakan bahwa semua persiapan sudah dilakukan baik itu persiapan penyelenggaraan, maupun persiapan lainnya. Pemerintah dan Penyelenggara, juga berkordinasi dengan TNI-POLRI untuk terus menjaga keamanan dan kerawanan di wilayah ini.

“Kepada seluruh masyarakat, mari kita menjaga Pilkada Keerom yang aman, damai, dan bermartabat, Pilkada yang manusiawi, yang humanis, dan tentu saja sebagai anak-anak bangsa, kita menginginkan, apapun pilihan, apapun partainya, kita semua adalah saudara. Mari kita saling menjaga kebersamaan, dan persatuan di wilayah ini dan kita pastikan bahwa Pilkada Keerom aman dan damai,” tutup Bupati.

Acara ini dimeriahkan dengan tarian kipas dari Ibu-ibu Kei, tarian busur panah, dan acara goyang bersama yang semuanya menyemarakkan suasana yang penuh keakraban dan persaudaraan itu.

Segala upaya, dan kerja keras panitia dibalas dengan pemberian santunan dari Pemerintah Provinsi Papua dan Bupati Kabupaten Keerom sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap masyarakat Kei Kabupaten Keerom.

Rencana Pentakosta Nuansa Kei ke-10 Tahun 2025 dilaksanakan di Gereja Katolik Paroki Gembala Baik Abepura, Kota Jayapura, dan disponsori oleh Kerukunan Sathean, Rumaat dan Faan Wearlilir. (Demmy Ns)

Pos terkait