PMII Jangan Seret Tokoh NU Ke Kancah Politik Praktis

waktu baca 2 menit
Rabu, 1 Mei 2024 18:31 0 16 Dirsan Matdoan

Melanesiatimes.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai organisasi kemahasiswaan yang berbasis NU ikut andil dalam menyeret Kyai Pesantren dan Tokoh NU ke kancah politik. Pada situasi tertentu PMII memang sengaja melibatkan kiai dan tokoh NU untuk berpolitik. Rabu (01/05/2024)

“PMII terutama yang senior-senior itu punya kontribusi besar dalam menyeret Kyai dan Tokoh NU ke pusaran politik. Jadi sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan orang-orang tua, karena ini hanya ulah adik-adik yang sedang mencari panggung,” ungkap Alvita saat di temui di kantor PCNU Kota Sorong, Rabu sore.

Demikian disampaikan Ketua LAKPESDAM NU Kota Sorong, saat memberikan tanggapan atas statement adik-adik PMII Sorong yang di-posting di salah satu media lokal Sorong.

Terseretnya Kyai dan Tokoh NU ke pusaran politik, kata Alvita, menyebabkan terjadinya distorsi nilai-nilai. Masyarakat juga tidak lagi mempunyai pegangan nilai karena tokoh-tokoh keagamaan sudah dilihat sebagai politisi.

Menurutnya, PMII saat ini bertugas untuk mempersepsikan kembali Kyai dan Tokoh NU sebagai tokoh keagamaan yang melakukan pembinaan kepada masyarakat. “Bahkan, sebenarnya malah tidak harus berbicara tapi cukup berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh para Kyai, ini sama saja dengan mempersepsiakan Kyai,” katanya.

Hal senada di sampaikan Mustasyar PCNU Kota Sorong, H. Abidin saat di konfirmasi mengaku terkejut membaca pernyataan adik-adik PMII Sorong yang menyeret nama Tokoh NU ke dalam Politik menjelang Pemilukada 2024 ini.

“Tidak etis dan sangat tidak pantas pernyataan seperti itu diangkat adik adik PMII tanpa sepengetahuan para sesepuh NU. Biasanya tidak seperti ini, saya kaget, di saat membaca judul beritanya,” ujar H.Abidin

Aktivis muda NU Sorong Syarif Rahman turut menambahkan “Saya kira adik-adik PMII lebih tepat mengadakan kajian yang mengangkat seputar permasalahan sosial, banjir dan tingginya angka pengangguran di Sorong untuk menjadi rekomendasi kepada pemangku kebijakan di Kota Sorong,” imbuhnya

Lebih lanjut ia mengatakan “Sangat disayangkan menyeret jam’iyah NU dipusaran Politik. Kita semua paham bahwa NU sudah kembali ke khittah dan sejak saat itu sudah bukan lagi Partai Politik, namun NU merupakan bagian dari kekuatan Politik. Para sesepuh NU pun juga sudah merumuskan 9 Pedoman Politik Warga NU yang menjadi pegangan bagi segenap warga Nahdliyyin dalam setiap hajatan pesta demokrasi,” tutup Syarif.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA