Melanesiatimes.com – Barisan Pemuda Pengawal Nusantara (BPPN) Wilayah Sorong Raya Provinsi Papua Barat Daya Menggelar Bakti Sosial (Baksos) Dalam rangka mengingatkan integrasi Irian Jaya Barat ke pangkuan ibu pertiwi. Rabu (01/05/2024).
Dalam giat tersebut Otis Howay, S.H. selaku Ketua BPPN Papua Barat Daya, melakukan Bakti Sosial (Baksos) dengan membagikan sembako kepada 50 kk yang merupakan, masyarakat menengah ke bawah yang berdomisili di lingkungan kompleks Yohan Kota Sorong.
Dalam keterangannya Ketua Badan Pemuda Pengawal Nusantara (BPPN) Wilayah Sorong Raya Provinsi Papua Barat, Otis Howay menyampaikan “tanggal 1 mei merupakan sejarah bagi bangsa Papua, dimana kembalinya Irian Jaya ke Negara Kesatuan Republik Indonesia tepatnya di tanggal 01 Mei 1963 hingga sekarang sudah 61 tahun,” kata Otis.
Lebih lanjut Otis menjelaskan dalam rangka memperingati Kembalinya Papua ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita membagikan sembako kepada masyarakat lemah yang ada di lingkungan klademak ini.
Giat ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat ekonomi lemah, apalagi kondisi yang saat ini, dimana harga sembako juga semakin naik, sehingga giat ini bisa membantu mereka,” ungkap Otis
Otis juga menambahkan dengan peringatan 01 Mei ini sebagai penyemangat dan menjunjung tinggi Kembalinya Papua ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, NKRI Harga Matui, “sahut otis sambil mengangkat kepal kanannya dengan penuh semangat.
Otis selaku Ketua BPPN berharap kepada masyarakat agar tetap bertekad dan bersatu dalam kesatuan Negara Republik Indonesia dan tidak muda terprovokasi atau terpengaruh dengan hal-hal atau isu-isu kelompok lainnya, NKRI Harga mati,” harap Otis Howay.
Abstrak:
Salah satu esensi kemerdekaan bagi suatu bangsa adalah terbebas dari ketertindasan (penjajahan), karena kemerdekaan memiliki nilai positif bagi keberlangsungan kehidupan suatu negara bangsa. Sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan dilatarbelakangi oleh keanekaragaman suku, ras, budaya dan lain-lain adalah suatu Kenyataan logis yang membentuk identitas keindonesiaan. Oleh sebabnya menggalang nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam merajut keindonesiaan adalah hal yang mutlak dan sangat penting mendapatkan perhatian serius dari setiap komponen anak bangsa, sebab bila tidak, hasrat persatuan dan kesatuan yang digaungkan dalam “Bhineka Tunggal Ika” yang sebagai andagium pemersatu bangsa sekaligus sebagai tiang penyangga eksistensi kedaulatan NKRI “mungkin” akan tinggal kenangan apabila peristiwa-peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya tidak dipahami dengan baik, karena keberadaan suatu Negara-bangsa yang dilatari oleh peristiwa-peristiwa sejarah masa lalu akan memberikan corak tersendiri bagi dinamika keberlangsungan kehidupan bangsa itu. Adapun maksud dilakukannya penelitian tentang “Proses Integrasi Irian Barat ke dalam NKRI” dilatarbelakangi lebih kepada fakta empiris di Papua bahwa walaupun wilayah Irian Barat atau yang sekarang kita kenal dengan nama Papua adalah bagian dari wilayah kedaulatan RI semenjak berintegrasi pada waktu silam, namun tuntutan akan pemisahan diri dari sebagian atau sekelompok orang Papua untuk terpisah dari NKRI dan membentuk sebuah Negara baru masih terdengar jelas ditelinga kita hingga sekarang Atas urgensi pemikiran ini, penulis merasa tertarik untuk melakukan suatu kajian terkait “Proses Integrasi Irian Barat ke dalam NKRI, dimana tema ini juga merupakan salah satu dari sekian banyak peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya identitas keindonesiaan.
Tidak ada komentar