Indonesia Dalam Genggaman Oligarki: Antara Kenyataan dan Harapan

waktu baca 2 menit
Senin, 15 Apr 2024 16:33 0 12 Ilham Saputra

Indonesia Dalam Genggaman Oligarki: Antara Kenyataan dan Harapan

Abdullah Kelrey (Koordinator Nusa Ina Connection)

Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dihantui bayang-bayang oligarki. Kekhawatiran ini bukan isapan jempol belaka, melainkan diwarnai dengan berbagai fakta dan bukti yang menunjukkan pengaruh kuat segelintir orang kaya dan berkuasa terhadap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oligarki, di mana kekuasaan dan kekayaan terpusat pada sekelompok kecil individu atau keluarga, telah lama menjadi momok bagi demokrasi. Di Indonesia, oligarki menjelma dalam bentuk penguasaan sumber daya alam, media massa, hingga politik oleh para konglomerat dan kroninya.

Dampak oligarki ini tak pelak menggerus nilai-nilai demokrasi dan keadilan. Kepentingan rakyat dikesampingkan demi keuntungan segelintir orang. Akses terhadap informasi dan pendidikan pun timpang, sehingga memicu ketimpangan sosial dan ekonomi yang kian lebar.

Berbagai contoh nyata menunjukkan kuatnya cengkeraman oligarki di Indonesia. Dominasi pengusaha dalam kontestasi politik, regulasi yang berpihak pada kepentingan modal, dan kriminalisasi aktivis yang menyuarakan kritik, menjadi bukti nyata pertarungan antara demokrasi dan oligarki.

Namun, di tengah kesuraman ini, masih ada secercah harapan. Masyarakat sipil, aktivis, dan akademisi terus menyuarakan perlawanan terhadap oligarki. Gerakan reformasi politik, protes anti-korupsi, dan tuntutan keadilan sosial terus digelorakan.

Masyarakat pun mulai sadar bahwa masa depan demokrasi Indonesia bergantung pada partisipasi aktif mereka. Penggunaan hak pilih secara cerdas, pengawasan terhadap kinerja pemerintah, dan kontrol terhadap media massa menjadi kunci untuk melawan dominasi oligarki.

Peran generasi muda pun tak kalah penting. Dengan pengetahuan dan semangat yang mereka miliki, generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan pendorong terwujudnya demokrasi yang adil dan sejahtera di Indonesia.

Memang, melawan oligarki bukanlah perjuangan yang mudah. Namun, dengan tekad dan persatuan, rakyat Indonesia mampu membebaskan diri dari cengkeraman oligarki dan membangun masa depan yang lebih cerah untuk bangsa.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA