Melanesiatimes.com – Dalam mempererat tali silaturahmi, memperkokoh persatuan dan kesatuan orang Kei serta pemuda – pemudi Kei di Kabupaten Jayapura, maka dilaksanakanlah kegiatan Halal Bihalal, Pelantikan Pengurus KK Kei dan Pemuda-pemudi (Taver M’nelat) Kei Kabupaten Jayapura, di Aula A Lt.II Gunung Merah, Kabupaten Jayapura. Sabtu (13/4/2024)
Perlu diketahui bahwa acara ini dikemas serentak dalam tiga kegiatan sekaligus, yakni: acara Halal Bihalal, Pelantikan Pengurus Kerukunan Keluarga (KK) Kei dan Pelantikan Pengurus Pemuda/i KK Kei Kabupaten Jayapura.
Pada acara Halal Bihalal, ust. Hj. M. Nur Yahya SPd.I., M.Pd dalam Tausiyahnya mengatakan bahwa “Halal Bihalal” sejatinya merupakan ungkapan untuk saling memaafkan yang paling dalam, yakni melupakan segala perasaan dendam, permusuhan dan amarah yang tersimpan dalam hati. Tak ada embel-embel yang menyertainya.
Karena itu, sebelum melaksanakan Pelantikan Pengurus Kerukunan Keluarga Kei dan Pengurus Pemuda/i Kei, semua peserta diajak untuk saling memaafkan melalui berjabatan tangan.
Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan acara pelantikan pengurus KK Kei Kabupaten Jayapura periode 2024-2029 oleh Sekretaris Umum KK Kei Provinsi Papua, Bob Rahael, SE.
Dalam sambutannya, Bob mengatakan bahwa organisasi Masyarakat Kei sudah dibentuk oleh para leluhur sejak mereka berada di tanah Papua. Pelantikan pengurus hari ini merupakan kelanjutan untuk mempertahan eksistensi organisasi masyarakat Kei di tanah Papua khususnya Kabupaten Jayapura.
“Organisasi kerukunan keluarga Kei di Papua terjadi, itu berangkat dari sebuah sejarah peradaban Papua, sehingga orang tua-tua kita di kota Jayapura ini melihat bahwa kepentingan organisasi yang lebih besar sehingga harus ada wadah yang dapat menyampaikan aspirasi dan juga bisa menyelesaikan persoalan orang Kei di tanah ini. Hal ini menjadi “role model” untuk kabupaten-kabupaten lain di tanah Papua pada waktu itu. Terang Bob
Menurut Bob Bila ada orang Kei yang datang lalu membuat organisasi tandingan, itu sangat mencederai perasaan leluhur kita, pasalnya Para tetua Kei yang datang tidak begitu karena kedatangan mereka ke papua atas dasar sosial dan kemanusiaan sehingga meraka menjadi guru, mantri, suster, pastor, ustad dan pendeta.
Tugas sosial ini tanpa memikirkan suatu kelak mereka mendapat apa, namun semua dilayani dengan hati dan lebih mementingkan sosial kemanusiaan apalagi Papua ini merupakan peradaban baru, sehingga layak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Dengan bekal sebuah filosofi yang tertanam dalam kehidupan mereka yakni: “Vu’ut ain mehe ni ngifun, manut ain mehe ni tilur”, yang berarti “kita bagaikan ikan-ikan dari satu kandung telur, dan telur-telur ayam yang berasal dari satu induk” atas dasar ituah leluhur Kei merasa punya tanggung jawab moral baik terhadap orang Kei sendiri maupun orang-orang lain di sekitarnya.
“Sebagai Sekretaris Umum Masyarakat Kei, saya berpesan jadilah orang Kei yang bermanfaat buat orang lain, pertahankan moralitas yang sudah ditanamkan leluhur kita dengan meningkatkan kualitas diri dan jadilah orang Kei yang cinta damai memiliki rasa persaudaraan di antara sesama paguyuban yang lain” Ungkap Bob .
Ketua KK Kei yang baru dilantik, Laurensius H. Maturbongs, S.P., M.Sc di sela-sela kegiatan tersebut mengungkapkan rasa syukur karena bisa menyelenggarakan tiga acara besar Kei secara serentak pada hari ini (Sabtu, 13 April 2024). Dikatakannya bahwa tiga acara besar ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi, membangun persatuan dan kesatuan sebagai satu keluarga besar Kei yang datang dari berbagai latar belakang agama yang berbeda-beda. Namun bisa duduk bersama. Inilah wujud nyata “halal bihalal’ sebagaimana ditekankan oleh ustad Nur Yahya dalam tausiyahnya.
Karena itu, Maturbongs berharap bahwa dengan dilantiknya pengurus KK Kei yang baru ini, semua masyarakat Kei di kabupaten Jayapura harus bergabung, bersatu dalam berbagai kegiatan kerukunan. Amanah yang dipercaya oleh seluruh masyarakat Kei ini akan dipegang teguh dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sebab organisasi Kei dibentuk pertama-tama oleh leluhur Kei sehingga pengurus saat ini hanya melanjutkannya saja.
Di samping itu, Herald Berhitu, S.Pd., M.Pd, Ketua Ikemal Kabupaten Jayapura mengungkapkan apresiasi dan dukungannya bagi terselenggaranya acara pelantikan pengurus KK Kei. Dia berharap dengan semangat “Ain Ni Ain”, yang memuat nilai kebersamaan dan kekeluargaan baik dalam organisasi Kei sendiri maupun keterlibatan dalam organisasi Maluku harus tetap terjaga dengan baik.
“Kerukunan Keluarga Kei juga merupakan satu kesatuan dari organisasi besar Maluku. Kita ada untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah dan ke depan lebih meningkat program kegiatan yang juga memperhatikan masyarakat-masyarakat kita baik untuk KK Kei sendiri maupun untuk organisasi Maluku yang lain” harap Ketua Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) Kabupaten Jayapura itu.
Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP. Fredrickus W.A Maclarimboen, S.IK., MH berpesan agar Pengurus KK Kei dan Pengurus Pemuda KK Kei yang baru dilantik ini memiliki kontribusi nyata bagi kehidupan sosial kemasyarakatan.
“Kita dari Polri mengharapkan kontribusi dalam bidang keamanan. Kontribusi itu dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Tentu itu akan berdampak juga bagi kehidupan masyarakat lainnya. Selain itu, diharapkan juga agar KK Kei dapat berkontribusi aktif dalam agenda masyarakat dan bakti sosial masyarakat lainnya, sehingga itu menunjukkan eksistensi KK Kei di kabupaten Jayapura,” jelas Kapolres.
Dalam kaitan dengan Pilkada yang akan datang, Kapolres Jayapura berharap agar KK Kei juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas keamanan untuk menyukses Pilkada 2024 mendatang. Dikatakannya siapapun Paslon yang datang ke KK Kei, hendaknya itu bukan kepentingan bersama melainkan kepentingan individu sehingga menjaga supaya tidak terjadinya perpecahan di dalam tubuh KK Kei sendiri. Sementara itu, Hj. Muksin Renhoran, salah satu Sesepuh KK Kei Kabupaten Jayapura juga berharap agar pemuda-pemudi (Taver M’nelat) Evav yang baru dilantik hari ini harus tetap melestarikan budaya dan falsafah hidup orang Kei di tanah rantau.
“Saya tegaskan bahwa pemuda-pemudi Kei, yang Mama dari, atau karena lahir besar di luar, yang bahasa Kei-nya abnormal, harus bergabung dalam organisasi kepemudaan ini. Karena di sana, Anda akan belajar bahasa Kei yang baik. Supaya dalam Rapat-rapat bersama baik di KK Kei maupun Kepemudaan, Bahasa Kei harus digunakan sehingga masyarakat belajar dan menjadi tahu bahasa, dan adat istiadat leluhurnya,” beber Abang Renhoran, sapaan akrabnya, tegas.
Acara yang diikuti oleh kurang lebih 200-an masyarakat Kei dan tamu undangan itu dimeriahkan dengan tarian sawat, yang dibawakan oleh pemuda Paroki Ohoidertutu. (DNs)