Peristiwa

Pemerhati Suling Tambur: Suling Tambur Tidak Boleh Diperlombakan.

43
×

Pemerhati Suling Tambur: Suling Tambur Tidak Boleh Diperlombakan.

Sebarkan artikel ini
Peserta Distrik Warwarboni

Melanesiatimes.com – Perlombaan Suling tambur yang digelar dipantai WTC Torang Cinta Waisai Kabupaten Raja Ampat, hari ini Kamis, 19 Oktober 2023, menarik perhatian warga masyarkat Raja Ampat, namun juga menjadi polemic di kalangan Pemerhati Suling Tambur.  Waisai (19/10/2023).

Festival suling tambur dan Festival pesona bahari Raja Ampat sudah menjadi agenda rutin, dalam momentum ulang tahun Raja Ampat yang dilakukan setiap tahunnya, Festifval suling tambur sendiri dilaksanakan bersamaan dengan Festival Pesona Bahari Raja Ampat.

Dan menjadi momen tersendiri bagi para peserta lomba. Pasalnya disamping mendapat hadia, peserta lombapun bisa memperkenalkan tarian adatnya kepada dunia terkhusus kepada wisatawan manca Negara dan wisatawan lokal.

Ada beberapa sudut pandang dari kalangan, masyarakat, legislatif hingga pemerhati suling tambur sendiri, dengan berbagai perspektif yang berbeda – beda. Menurut salah satu masyarakat suling tambur merupakan budaya bagi orang papua, “karena itu merupakan sebuah seni dalam berperang, penjemputan dan lain-lain, sehingga patut untuk dipertahankan dan dilestarikan”. Ucap Dance

Fahmi Macap (Anggota DPRD Raja Ampat)

Sedangkan menurut salah satu anggota DPRD Raja Ampat Fahmi Macap yang biasa di sapa FM, mengungkapkan “Festival Suling Tambur dan Festival Pesona Bahari Raja Ampat, ditahun ini merupakan awal yang baik setelah covid 19, pasalnya event ini tidak dilaksanakan sudah dua tahun berturut – turut,  sehingga menjadi awal yang baik untuk Raja Ampat membenahi parawisata kembali.

Lanjut FM, ada pandangan saya yang belum dibijaki waktu itu, mestinya diwaktu Covid 19, pemerintah mulai membangun infrastruktur pariwisata, sehingga pasca covid seperti ini, Festival Suling Tambur dan Festival Pesona Bahari Raja Ampat sudah semakin maju, kendati tidak ada kata terlambat untuk membangun raja ampat dari sektor pariwisata di penghujung tahun ini, agar ditahun mendatang para wisatawan baik manca Negara maupun lokal bisa berdatangan ke Raja Ampat, karena pasca pendemi angka kunjungan wisatawan semakin menurun, diperkirakan di angka enam ribu sekian yang biasanya itu tembus hingga angka 30 ribuan setiap tahunnya. Tambah FM.

Peserta Lomba Suling Tambur

Namum pandangan yang berbeda datang dari pemerhati suling tambur, menegaskan bahwa “Suling Tambur Tidak Boleh diperlombakan dan tidak boleh dinilai karena secara hirarki Suling Tambur itu tidak ternilai, sebab merupakan tarian adat yang sakral bagi orang papua, dasarnya ialah, masing – masing suku memiliki tarian suling tambur yang berbeda-beda, cara memukul tamburnya berbeda dan kostum yang digunakanpun berbeda, terus juri punya tingkat menilai atau barometer penilaian itu dari mana? Kita tidak bisa menilai yang bagus atau kurang bagus, baik atau kurang baik, karena semua tarian suling tambur memliki ciri khas masing-masing”. Tegasnya.

Lanjutnya meskipun Juara I, diberi Hadia sebesar 100juta, Juara II, 75juta, Juara III, 50juta rupiah dst, namun itu bukan sebuah ukuran untuk menilai, tetapi kalau semua dikatakan terbaik, memang iya, karena memiliki ciri khas yang berbeda-beda, jadi harapan saya Sebagai anak adat, saya menghormati dan memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, sebab apa yang dilakukan semua baik adanya, pertama memperkenalkan budaya, kuliner dan wisata kepada khalayak publik, namun ada hal – hal yang sakral yang tak ternilai, apalagi diperlombakan. Semoga ini menjadi masukan dan bahan evaluasi untuk Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, agar ditahun mendatang bisa memila mana yang bisa diperlombakan dan mana yang tidak boleh diperlombakan.  Tutupnya. (HU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *