Melanesiatimes.com – Dalam kontestasi melanjutkan estafet kepemimpinan tersebut, pemuda yang kerap disapa Arya membawa visi dalam kepemimpinannya ke depan yaitu konsistensi BEM Nusantara DIY sebagai konsolidator antar kampus untuk kolektifitas dan progresifitas pengawalan isu-isu strategis regional maupun nasional melalui gerakan kerakyatan yang khas.
Hal tersebut berdasarkan bacaan situasi dan berbagai relevansi yang telah dilakukan di tengah kompleksitas permasalahan yang terjadi di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ujar Arya, dalam rilis yang diterima, Jum’at, (01/09).
Selain itu, kata arya, sebagai upaya menggerus elitisme dan eksklusifitas gerakan maka diperlukan kolektifitas gerakan kerakyatan yang khas dengan mengutamakan pendekatan yang lebih komunikatif dan interaktif kepada masyarakat salah satunya melalui seni dan budaya sebagai entitas berharga yang dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara garis besar, pemuda dalam hal ini mahasiswa memiliki tanggung jawab moral sebagai agent of change dan agent of social control sehingga diperlukannya peran aktif yang bersifat kontributif dan konstruktif untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Daerah Istimewa Yogyakarta disebut sebagai miniaturnya Indonesia dengan berbagai latar belakang atau kultur akademik kampus yang beragam sehingga diperlukan figur kepemimpinan yang dapat mempersatukan dan menguatkan barisan.”
Penguat barisan tersebut Arya maksudkan dengan melalui penguatan kajian-kajian untuk menyikapi isu-isu strategis yang lebih komprehensif sehingga menghasilkan gerakan-gerakan yang masif dalam upaya aktualisasi Mahasiswa sebagai Mitra Kritis Pemerintah dan esensi keberpihakan kepada masyarakat. Tutupnya
Tidak ada komentar