Melanesiatimes.com – Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto, menilai program Polisi RW yang baru diluncurkan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tidak efektif.
“Tidak efektif, saya rasa lebih baik untuk memaksimalkan Babinkamtibmas yang sudah berjalan selama ini.” tegas Hari, Senin (29/5/2023).
Hari menilai hal ini kurang efektif, hanya menghamburkan anggaran dan mubazir. Menurutnya Polisi RW cenderung memaksakan dan lebih berorientasi proyek.
“Apalagi rasio perbandingan personil polisi dan jumlah penduduk tidak berimbang.” ujar Hari.
Hari juga mencium dugaan dan indikasi percampuran program ini dengan politik Pemilu 2024. Ia menduga ada kepentingan salah satu kandidat sangat kuat untuk dimenangkan. Proyek Polisi RW disebutnya seperti peribahasa “Sambil Menyelam Minum Air”.
“Bisa jadi uang diambil dari APBN, menciptakan efek politik. Artinya diraih dengan memenangkan salah satu kandidat.” tandas Hari.
Ia menyarankan agar Polri lebih mengedepankan reformasi budaya atau kultural saat ini. Karena reformasi struktural dinilai tidak efektif.
“Reformasi cultural lebih utama daripada melakukan reformasi struktural, apalagi karena tidak memadainya jumlah personil Polri dalam pelaksanaan program-programnya.” pungkas Hari.
Tidak ada komentar