Krisis Tumpang Tindih, Pemicu Kemiskinan

waktu baca 2 menit
Senin, 13 Feb 2023 20:45 0 7 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – Bank Dunia merilis laporan baru tentang “Kemiskinan dan Kemakmuran Bersama” pada Rabu (05/10), yang menguraikan kemajuan dalam perjuangan global untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem. Laporan itu menyebut pandemic virus corona sebagai titik balik bersejarah yang menghentikan pengurangan kemiskinan selama beberapa dekade.

Menurut Bank Dunia, sebuah lembaga pemberi pinjaman pembangunan internasional, pada tahun 2020 ada 71 juta lebih banyak orang hidup dengan $2.15 (Rp32 ribu) sehari atau kurang (tolok ukur standar baru untuk kemiskinan ekstrem), sehingga total keseluruhan menjadi 719 juta orang — sekitar 9.3% dari populasi global — dan menandakan lompatan satu tahun terbesar dalam lebih dari 30 tahun.

Baca juga : Kemiskinan dan Kebodohan di Buru Selatan Jadi Tontonan Publik

Analis Bank Dunia mengatakan situasinya sekarang menjadi lebih buruk karena perang Rusia di Ukraina, serta laju ekonomi Cina yang melambat, inflasi, dan kenaikan harga makanan dan energi semakin mengancam.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan laporan itu menyoroti perlunya reformasi kebijakan besar-besaran yang meningkatkan pertumbuhan. “Bank Dunia prediksi 7% populasi global akan hidup dalam kemiskinan ekstrem.”

Baca juga : Kampung Kumuh Muara Angke

“Kemajuan dalam mengurangi kemiskinan ekstrem pada dasarnya telah berhenti seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang lemah,” kata Malpass. Dia mengutip “inflasi, depresiasi mata uang, dan krisis tumpang tindih yang lebih luas” sebagai pemicu kemiskinan lebih lanjut.

Laporan tersebut mencatat bahwa tanpa kenaikan besar-besaran dalam pertumbuhan ekonomi, sekitar 574 juta orang — sekitar 7% dari populasi global — masih akan hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.

Baca juga : Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif

Para ekonom mencatat bahwa 60% dari semua kemiskinan ekstrem dapat ditemukan di Afrika sub-Sahara, yang memiliki tingkat kemiskinan keseluruhan sebesar 35%.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA