Melanesiatimes.com – Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institute, Karyono Wibowo, mengatakan, sistem proporsional tertutup dalam pemilu memiliki plus minusnya.
Positifnya, partai dapat menempatkan kader yang dipilih untuk sebagai anggota dewan perwakilan rakyat, minusnya tidak ada peluang bagi kader lain yang ingin ikut bertarung di Pileg 2024.
Meski demikian, lanjut Karyono, apabila menerapkan sistem proporsional tetutup ketua partai harus manusia setengah dewa.
“Sistem proporsional tetutup itu bisa kalau elit partai miliki sifat kerasulan atau manusia stengah dewa yang konsisten. Tidak tergiur lagi dengan hal duniawi namun fokus untuk perbaikan bangsa dan negara,” ujar Karyono dalam Talkshow Koma.id, Kamis (9/2/2022).
Sementara dalam sistem proporsional terbuka, lanjut Karyono, masyarakat bisa tahu mana calon wakil rakyat yang menurut mereka memiliki track record dan integritas. Kemudian, memberikan assessment mana di antara calon ini memiliki komitmen kuat untuk pengembangan ekonomi, sosial dan budaya di dapilnya.
Tapi faktanya sistem terbuka ini pun membuka celah dan ruang lebar bagi oligarki politik.
“Sistem proporsional terbuka ini juga membuka celah untuk kutu loncat dengan pindah ke parpol lain selama dekat dengan pengambil kebijakan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar