Melanesiatimes.com – Seiring dengan berkembangnya dunia global, ditambah dengan arus transmigrasi maupun pertambahan penduduk dari provinsi lain, keberadan rumah kaki seribu sudh sangat jarang ditemui.
Masyarakat yang masih menggunakan rumah unik ini adalah penduduk asli Arfak dan biasanya berada jauh di pedalaman, terutama di bagian tengah sekitar Pegunungan Arfak.
Hal ini tentu disayangkan karena rumah kaki seribu merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa yang unik dan mesti tetap lestari.
Kini, pemuda asal Suku Arfak pun angkat bicara, Ernes Ajami dalam postingan Facebook, mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mendiami Suku Arfak dan berasa dari suku Arfak untuk memperjuangkan warisan leluhurnya seperti Rumah Adat Kaki Seribu.
Saya minta seluruh masyarakat yang mendiami wilayah Arfak Papua Barat, semuanya angkat bicara soal wilayah kita. Ujar Ernes dalam postingannya, Senin, (23/01/2023)
Lebih lanjut, ia (Ernes) menjelaskan bahwa, Rumah Kaki Seribu merupakan rumah adat asli dari suku Arfak di Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Manokwari ini mempunyai banyak tiang pondasi rumah yang membuat rumah itu kokoh dan kuat.
Ernes juga mengibaratkan seperti seperti kita jaga tanah dan negeri kita dan mengajar masyarakat untuk, jaga tanah Arfak ini harus utuh tidak ada yang pecah belah, supaya anak cucu kita mewarisi tanah Arfak dan menjadi Tuan di negeri sendiri. Tuturnya
Terkahir, dirinya mengatakan, “saya atas nama pemuda Suku MPR yang mendiami wilayah Arfak sejak Hindia Belanda minta kepada seluruh masyarakat dan pejabat yang bekerja di wilayah Arfak, mari kita meminta kepada pemerintah Pusat dan pemerintah kabupaten Tambrauw, harus mengeluarkan wilayah kita yakni : Wilayah Distrik Amberbaken, Distrik Kebar, Distrik Senopi, Distrik Mubrani, supaya kembali ke wilayah pemerintah kabupaten induk Manokwari.
#MARI KITA JAGA (SDM) DI TANAH ARFAK DEMI KEHIDUPAN KITA BERSAMA.