Arah Koalisi Parpol Jelang Pilpres 2024

waktu baca 3 menit
Rabu, 11 Jan 2023 18:34 0 4 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – Masih cairnya koalisi Partai poitik yang dibangun jelang pilpres, mengisyaratkan sejumlah partai politik masih wait and see dalam melihat peta politik 2024 mendatang.

Ibarat keputusan ekonomi yang harus melihat sejumlah faktor maupun sentiment positif negatif. keputusan maupun Langkah politik sejumlah partai politik harus jeli dalam berhitung soal kemungkinan-kemungkinan yang nantinya juga akan memberikan dampak pada elektoral partai tersebut.

Menguatnya wacana koalisi perubahan yang yang disuarakan oleh Partai Nasdem dengan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon Presiden pada 2024 mendatang, memunculkan beberapa analisa skenario politik yang akan terjadi dalam kontestasi politik pilpres tersebut, menurut Direktur eksekutif EP, Iwan.

Kemungkinan pertama apabila koalisi perubahan ini tidak dapat terbentuk dikarenakan belum menemukan titik temu kesepakatan antara Nasdem, PKS dan Demokrat artinya Anies Baswedan tidak bisa mendapatkan tiket Presidential Threshold 20 % untuk diusung sebagai calon Presiden, maka ini akan memberikan dampak positif bagi PDIP.

Kenapa PDIP malahan mendapat signal Positif, karena Anies Baswedan dan koalisi perubahan yang diusung oleh Nasdem merupakan kunci utama untuk PDIP bisa memajukan Puan Maharani sebagai Calon presiden yang dapat diusung oleh PDIP.

Dengan skenario akan terdapat dua koalisi antara koalisi pemerintah yang digawangi PDIP dengan koalisi Partai Gerindra yang kemungkinan akan tetap mengusung Prabowo sebagai calon Presiden 2024.

Signal positif ini seolah juga sudah mulai dibaca oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dengan belum mengumumkan pada Ulang tahun PDIP Ke-50 kemarin, siapa calon Presiden yang akan diusung PDIP.

Adapun Analisa skenario koalisi kedua yaitu Ketika PDIP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden, dengan pengandaian Koalisi perubahan tidak terbentuk dan Anies tidak dapat maju dalam kontestasi pilpres 2024.

Maka yang akan diuntungkan adalah PDIP dan juga Presiden Jokowi, karena pastinya pertarungan akan terjadi antara Ganjar dan juga Prabowo. Apabila Ganjar atau Prabowo yang menang dalam pilpres, yang tetap di untungkan adalah Presiden Jokowi karena dua kandidat tersebut merupakan figure yang dekat dengan istana.

PDIP dan Istana pun harus tetap berhitung kemungkinan skenario yang terjadi di luar dua skenario tersebut , melihat sejumlah wacana politik terbaru yang mungkin akan menjadi salah satu faktor sentimen yang berimplikasi pada terbentuknya koalisi perubahan sebelum akhir tahun ini.

Wacana reshuffle Nasdem, jika benar Nasdem di Reshuffle bisa jadi dua kemungkinan, Nasdem langsung membangun koalisi perubahan dengan PKS dan Demokrat, karena secara asumsi perkembangan politik yang terjadi PDIP sangat keras menyuarakan untuk partai yang melakukan Politik dua kaki di Istana untuk di reshuffle.

Yang kedua tergantung siapa yang mengisi kursi reshuffle sangat mungkin bergabung dengan partai penguasa.

Artinya PDIP dan calon yang akan diusung oleh PDIP bukanlah menjadi kunci terbentuknya koalisi partai politik menjelang Pemilu 2024, malahan Anies Baswedan dan Nasdemlah yang mengusung semangat koalisi perubahan merupakan penentu akan arah koalisi, jumlah calon presiden yang akan bertarung dan puankah yang akan diusung oleh PDIP pada pemilu mendatang.

Dengan demikian menurut hemat saya koalisi saat ini bukan hanya jalan ditempat menunggu PDIP bergerak, tapi justru sedang bergeliat tengok kanan tengok kiri , saling bergerilya mencari kecocokan satu sama lain untuk meningkatkan elektoral partai.

Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibuloh Mulyawan/Iwan

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA