Melanesiatimes.com – Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto angkat suara terkait insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Timur.
Pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10), berakhir ricuh. Kekalahan Arema dengan skor 2-3 membuat suporter yang kecewa memaksa masuk ke dalam stadion. Aksi ini kemudian diambil langkah penertiban oleh pihak kepolisian. Kami dari Studi Demokrasi Rakyat (SDR) menyampaikan duka dan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa kericuhan antara Arema FC dan Persebaya yang memakan korban tewas 174 orang (update terbaru).
Dari peristiwa persepakbolaan kita bahwa banyak stakeholder yang harus bertanggungjawab apalagi ratusan jiwa melayang hanya karena dukung mendukung klub kesayangan. Banyak hal yang bisa kita petik dari peristiwa berdarah di Stadion Kanjuruhan.
Kami dari Studi Demokrasi Rakyat (SDR) mendukung Kapolda Jawa Timur untuk segera mengambil langkah cepat, menginvestigasi dan mengusut tuntas tragedi tewasnya supporter. Selain itu langkah hukum juga harus segera memeriksa PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) karena ketidak profesionalan dan menangkap Direktur PT LIB sebagai pihak yang bertanggungjawab atas jatuhnya korban jiwa.
Semestinya pembenahan di seluruh bidang, seperti penentuan protap pengamanan dalam sebuah pertandingan, perbaikan sistem Liga, hingga pendidikan suporter bisa dilakukan jauh-jauh hari karena PT LIB sebagai penanggungjawab acara sudah memiliki pengalaman kenapa langkah antisipasi tidak dilakukan? Tentunya PT LIB sudah mempelajari karakteristik para suporter dari masing-masing klub sepakbola. Ujar Hari Purwanto Dir. Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), dalam rilisnya yg diterima Melanesiatimes.com, Minggu, (02/10/2022).
Karena itu perlu juga diambil langkah hukum pengusut tuntas motif bisnis PT LIB yang tidak mengindahkan faktor keamanan dalam pertandingan. Tuturnya
Bahkan info dilapangan pihak kepolisian sudah mengantisipasi kerawanan laga dengan mengajukan percepatan gelaran laga akan tetapi ditolak oleh PT LIB.
Tentunya kesimpulan permasalahan kisruh suporter di Stadion Kanjuruhan bisa diantisipasi karena masalah teknis dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyelenggara PT LIB dan pengurus Arema FC dan Persebaya. Tutupnya
Tidak ada komentar