Melanesiatimes.com – Gerakan penolakan terhadap PT. Balam Energi Limited dan PT. BGP Indonesia yang melalukan aktivitas pengeboran di dataran Wilayah Hutan Adat gunung Bati Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku kini semakin menguat.
Hal tersebut ditandai dengan adanya Gerakan Aksi Demonstrasi yang di lakukan Oleh Masyarakat, Pemuda dan Mahasiswa di daerah dan juga di Ibu Kota Jakarta Oleh Gerakan Save Bati, serta juga Gerakan Pemalangan atau Penutupan wilayah Len Operasi PT. Balam Energi Limited dan PT. BGP Indonesia oleh masyarakat adat Bati pada Sabtu, 27 Agustus 2022.
Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Seram Bagian Timur (PP SBT) Jakarta Irfandi Fesanlau pun ikut angkat bicara, Irfandi katakan bahwa, gerakan yang dilakukan rakyat, pemuda dan mahasiswa baik di SBT maupun Jabodetabek, merupakan bentuk Upaya mempertahankan serta melindungi Hutan yang merupakan Wilayah Hutan adat.
“Upaya yang dilakukan ini adalah bentuk mempertahan wilayah tanah adat masyarakat Bati”, ujarnya saat di konfirmasi oleh wartawan, Selasa, (30/.08/2022).
Tak hanya itu, Irfandi yang juga merupakan putra Seram Bagian Timur sangat menyayangkan sikap Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati dan juga Dewan Perwakilan Rakyat Darerah (DPRD) Kabupaten Seram Bagian Timur yang seakan diam Seribu bahasa melihat persoalan tersebut.
Pria yang akrab disapa Fandi itu juga mengatakan bahwa Persoalan ini seharusnya Menjadi Tanggung Jawab dan perhatian penuh oleh para wakil Rakyat sebagai representasi masyarakat yang ada di Senayan Kota Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Dirinya juga menduga bahwa jangan sampai Pemerintah Daerah seakan bermain mata dengan Para Pemilik Perusahaan Untuk mengeksploitasi Sumberdaya Alam yang Ada di Pulau Nusa Ina.
Sebab, Dampak dari mausuknya Perusahaan di Daerah adalah Pengrusakan terhadap Ekosistem Lingkungan, apalagi Wilayah Tamah Adat Bati merupakan Wilayah Hutan Adat yang Perlu dijaga dan dilestarikan.
Terakhir Dirinya juga menyampaikan bahwa Mahasiswa Kabupaten Seram Bagian Timur yang ada di Jakarta berkomitmen untuk tetap mengawal dan memperjuangkan serta mempertahankan tanah adat Bati sebagai wilayah adat dan Hutan Adat yang di jaga dan dilestarikan.
“Dalam Waktu Dekat kami akan melakukan konsolidasi dengan semua mahasiswa Maluku yang ada di jakarta untuk kembali melakukan Aksi Demonstrasi di Kementerian ESDM Mendesak agar Izin Operasi PT. Balam Energi Limited PT. BGP Indonesia di cabut dan berhenti melakukan Eksploitasi Sumber Daya Alam yang ada di Tanah Adat Bati”, Tutupnya.
Tidak ada komentar