Melanesiatimes.com – Mantan menteri luar negeri Dino Patti Djalal sedang memainkan kritik gedebus alias kritik omong kosong. Hal itu ditekankan, Peneliti Center for Indonesian Election (CIE) Muhammad Ibas saat menanggapi komentar sinis Dino Patti Djalal soal langkah Presiden Jokowi lebih dahulu mengunjungi Ukraina ketimbang Rusia.
Pasalnya, tujuan Dino Patti Djalal yang juga orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sejatinya bukan mengkritik namun ingin memainkan narasi politik adu domba.
“Itu kritikan gedebus. Saya tahu maksudnya, dia ingin Indonesia menekan Rusia. Kalau paksa itu namanya bukan misi perdamaian. Tapi nambah penyakit baru,” kata Ibas kepada Koma.id, Kamis (30/6/2022).
Menurut Ibas, justru secara akal sehat tepat Jokowi bertandang pertamakali ke Ukraina. Usai dari sana Presiden Jokowi bisa memiliki referensi persoalan kemanusiaan apa saja yang harus disampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar misi perdamaian berjalan sesuai harapan.
“Kan harus kedua belah pihak dimintai keterangan baru bisa cari benang merah nya. Memang jadi penonton seperti Dino Patti Djalal lebih enak. Penonton tinggal bicara sedangkan pelaku harus berfikir keras,” cetus Ibas.
Ibas menekankan, semestinya Dino Patti Djalal bersabar terlebih dahulu sembari melihat perkembangan sehingga tidak asal menyimpulkan. Bahkan harusnya bangga memiliki Presiden Jokowi yang bernyali besar membawa misi perdamaian ke negara yang sedang konflik senjata.
“Nabi saja berpesan untuk selesaikan masalah ya harus tabayun masing-masing. Bukan langsung main kamu salah kamu juga salah. Jangan-jangan otaknya Dino Pati Djalal yang bundeli. Perlu banyak ke puncak refreshing biar encer,” tandasnya.