OpinI

Prediksi, di era The Bad Vibe

×

Prediksi, di era The Bad Vibe

Sebarkan artikel ini

Melanesiatimes.com – Elon Musk, baru-baru ini menjelaskan, kepada para eksekutif Tesla bahwa, dia memiliki

“Perasaan yang sangat buruk” tentang ekonomi. Jadi, dia ingin menghentikan perekrutan dan memotong tenaga kerja perusahaannya. Ini, mungkin, bukan cara terbaik, untuk menjalankan bisnis, tetapi, ini, menunjukkan suasana hati si Elon saat ini. Begitu juga dengan, banyak orang, yang merasa, ada sesuatu yang salah, dalam ekonomi atau bisnis hari ini, atau akan segera terjadi malapetaka ekonomi itu? Ada sebahagian orang, bersentimen yang mengganggu, bahwa kita berada di tempat yang genting, bahwa ada beberapa boogeyman ekonomi yang mengintai di tikungan.

Rasa takut ini, begitu meresap, sehingga Anda mungkin terkejut, mendengar bahwa, banyak aspek ekonomi secara umum dalam kondisi yang baik saat ini.

Lalu kenapa ada getaran ekonomi yang buruk atau The Bad Vibe Economic sebagaimana judul tulisan ini di atas. Anda, bisa melihat, gerak cepat prosedur economic pandemi yang disimulasi pemerintah, menyebabkan Tingkat pengangguran rendah , dan pasar tenaga kerja kuat. Lowongan pekerjaan baik baik saja. Margin keuntungan bisnis turun beberapa tetapi tidak menjadi bencana. Pasar saham goyah, tetapi masalah terburuk tampaknya terkonsentrasi pada sektor teknologi tinggi yang akan sedikit mendingin. Investor pasar saham masih jauh lebih kaya daripada 5 -10 tahun lalu.

Semuanya, sedang berjalan lancar atau tipis tipis alus, tetapi faktanya ada inflasi yang sangat tinggi dan tidak bisa disiasati, secara psikologis. Alasan lain adanya inflasi ini, karena selama dua tahun ada pandemi covid19 dan adik-adiknya, ada juga, perang di Ukraina, ada praktek ekstremisme politik para politisi menjelang pilpres, baku hantam pemahaman post truth, atas isu agama, antara kaum Kiri tengah dengan kanan tengah dan retorika hermanautika tajam para fundamentalis kaum Mesiahnis, nasionalis dan Islam, disfungsi politik, dan sulit untuk mengatakan Bahwa kita sedang baik-baik saja atau sekedar merasa baik tentang apa pun, termasuk feel atas ekonomi.

Pada awal Juni tahun ini, seorang CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon, mengatakan bahwa, badai Resesi Amerika sudah terlihat di cakrawala.

Artinya, ini bukan hanya isu, apalagi fake simulasi, bahwa ancaman resesi itu ada, apalagi Fed saja menyusutkan neraca perdagangan. Apalagi dampak perang Rusia-Ukraina pada harga komoditas. Namun di Indonesia, agak cerah, semuanya baik-baik saja, semua orang berpikir BI dapat menangani masalah ini karena mereka gemar mengatakan, inflasi atau ancaman ekonomi ini gara-gara harga telur naik. Padahal, Badai Resesi itu, meskipun ada di luar sana, di ujung cakrawala, sedang menuju ke arah kita. Namun, kita tidak tahu apakah itu hanya badai kecil atau sekelas badai Lanina, atau bahkan, Superstorm Sandy.

Meskipun ada lelucon bahwa para pialang saham pernah berhasil sembilan kali memprediksi dengan jitu, lima resesi besar akhir akhir ini. So, apa prediksi lotre Hongkong mu, atau Singapura mu???

Penulis : Asgar Ali Tuhulele

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *