Nabi Mendesak agar Sahūr Ditunda?

waktu baca 2 menit
Selasa, 5 Apr 2022 22:24 0 4 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – Ramaḍān adalah peristiwa yang dianggap tahunan. Faktanya, ini adalah acara tahunan. Namun, tidak semua orang mendapat kesempatan untuk memberikan kesempurnaan yang mungkin dari kapasitas seseorang. Dalam acara tahunan organisasi, sosial, nasional, regional dan internasional kami, kami berusaha untuk membuat acara setiap tahun lebih luar biasa daripada tahun-tahun sebelumnya. Dengan etiket yang diuraikan dalam artikel ini, kita cenderung membuat setiap Ramaḍān menjadi peristiwa yang lebih luar biasa, daripada pendahulunya.

Hanya Allāh yang tahu apakah ada di antara kita yang akan hidup untuk menyaksikan Ramaḍān berikutnya. Ini harus menjadi faktor motivasi yang cukup, bagi kita untuk menyajikan etiket terbaik kita ke bulan suci.

Nabi Mendesak agar Sahūr Ditunda, Mungkin

Pada saat kita didorong untuk konsisten dalam mengambil Sahūr kita, kita juga dianjurkan untuk menundanya ke menit-menit terakhir, dari waktu yang diizinkan untuk makan, minum dan memiliki keintiman seksual. Mungkin, ini untuk memungkinkan tubuh memanfaatkan energi yang diperoleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi secara maksimal.

Nabi, ṣallā Allāhu ʿalaihi wa sallam, telah mengatakan dalam sebuah Hadits, juga diautentikasi oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim :”Umatku, akan tetap baik, selama mereka bergegas untuk Iftaar mereka, dan menunda mengambil Sahūr mereka.”

Pesannya? Jangan mengambil Sahūr Anda empat jam sebelum waktu Fajar. Anda harus mengambilnya 30 hingga 15 menit sebelumnya.

Mari Kita Cari Kesempurnaan di Ramaḍān kita

Puasa tidak diragukan lagi menantang. Kita mendapatkan kekuatan spiritual dari puasa, tetapi kita kehilangan stamina fisik dalam prosesnya. Kami mengembangkan rasa ‘perasaan untuk orang miskin dan yang membutuhkan’. Kita mencapai atribut kesabaran. Yang paling penting, kita menjadi lebih rendah hati daripada yang biasanya kita pikirkan.

Fakta bahwa seseorang berpuasa selama bulan Ramaḍān, tidak memberinya tiket untuk mengambil tugas dan tanggung jawabnya dengan ringan. Kesempurnaan tetap menjadi persyaratan penting dalam kehidupan setiap Muslim, setiap saat.

Mengamati kesempurnaan dalam semua yang kita lakukan di Ramaḍān akan secara signifikan mencerminkan kualitas dan keaslian puasa kita. “Allāh mencintai, ketika salah satu dari kalian melakukan sesuatu, baginya untuk melakukannya dengan baik.” – Hadist

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA