Melanesiatimes.com – Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Ibnu Suhendra mengajak semua pihak termasuk seluruh jajaran Patriot Garuda Nusantara (PGN) untuk bersama menangkal intoleran, radikalisme dan terorisme di Indonesia.
“Kami dorong pemberdayaan masyarakat dan kesiapsiagaan nasional untuk bersama-sama dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme di Indonesia,” kata Irjen Pol Ibnu Suhendra dalam acara Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Pembaretan Pengurus dan Anggota Patriot Garuda Nusantara (PGN) Makowil Banten, Jumat (11/3/2022) malam.
Kemudian, Ibnu Suhendra juga menekankan bahwa prinsip dan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci untuk merawat dan membentengi bangsa dan negara dari berbagai upaya invasi ideologi lain yang bisa mengganggu eksistensi Indonesia.
“Prinsip kebangsaan negara kita adalah Pancasila, yang mempunyai nilai-nilai secara universal di antaranya percaya kepada Tuhan yang maha Esa, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial,” ujarnya.
Selain itu, ia pun menekankan berapa pentingnya pondok pesantren sebagai wadah untuk mendidik dan membimbing generasi bangsa yang takut kepada Tuhan dan mampu merawat nilai-nilai kebudayaan yang diwariskan oleh para pendahulunya.
“Kita sebagai umat beragama dimana di pesantren lah kita menimba ilmu agama, sehingga takut dan tunduk kepada Tuhan, serta di sini juga kita membangun agama dan menggali budaya Indonesia,” tandasnya.
Oleh karena itu, jenderal polisi yang bertugas untuk melakukan deradikalisasi serta penanggulangan terharap paham-paham yang membahayakan eksistensi bangsa dan negara itu menekankan, bahwa pesantren adalah wadah yang bisa menjadi mitra pemerintah di dalam mewujudkan harapannya.
“Pesantren mempunyai potensi untuk menguatkan identitas negara dan menjadi mitra Polri untuk membentuk generasi yang bermutu, negara yang mempunyai keimanan kuat sebagai identitas negara,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri, Irjen Pol Martinus Hukom mengatakan bahwa kedamaian harus bisa diakselerasi di Indonesia yang memiliki keberagaman latar belakang bangsanya.
“Keragaman untuk menjadi sesuatu yang indah, sehingga damai menjadi absolut,” kata Martinus.
Kemudian, ia mengatakan bahwa pihak Densus 88 saat melakukan tindakan atau penanganan terorisme pun menempatkan para pelaku juga sebagai korban, sehingga perlu melakukan pendekatan-pendekatan kepada mereka dengan membangun hubungan secara intens.
“Mari kita jaga persatuan dan jaga kesatuan bangsa,” pungkasnya.
Hadir juga di dalam acara pembaretan tersebut antara lain ; Kasatgaswil Densus 88 Banten Kombes Pol H. Saleh Patimura, Kasat Binmas Polres Lebak AKP Wawan S, Kepala Kesbangpol Lebak H. Sukanta, Panglima PGN Pusat Nuril Arifin Husein (Gus Nuril), Ketua PGN Pusat Gus Iwan, Penasihat PGN Makowil Banten KH. Baijuri, Panglima PGN Makowil Banten A. Hidayat (Ki Jamang Hideung), Pimpinan Ponpes Al Islah Jateng KH. Amin Budi Harjono dan Pimpinan Ponpes Nurul Falah KH. Rafiudin.