Melanesiatimes.com – Bayi baru lahir masih rentan, sehingga perlu diperlakukan secara hati-hati. Untuk itu, ada beberapa hal penting yang wajib diperhatikan saat merawat bayi baru lahir, di antaranya:
Pastikan Anda mencuci tangan sebelum memegang atau menggendong bayi. Daya tahan tubuh bayi baru lahir masih lemah, sehingga rentan terhadap kuman dan virus yang mungkin menempel saat tangan Anda tidak bersih.
Berhati-hatilah saat menggendong bayi baru lahir, terutama cara Anda memegang bagian kepala dan leher bayi. Jangan pernah menguncang-guncang bayi saat membangunkan atau menenangkannya, karena dapat mengakibatkan pendarahan di otak.
Hati-hati saat bermain bersama Si Kecil. Jangan lakukan permainan berbahaya, seperti lempar tangkap menggunakan mainan yang keras, melemparnya ke udara, atau menggoyang-goyangkannya di lutut Anda.
Jangan mandikan Si Kecil sebelum tali pusat copot dan area pusar mengering. Cukup seka dengan waslap yang dibasahi air hangat. Setelah tali pusat copot, mandikan bayi dengan sampo dan sabun tanpa pewangi, atau yang diformulasikan khusus untuk bayi baru lahir.
Jika Anda belum berani memandikan Si Kecil di bak mandi, mintalah tolong ke orang lain untuk menggendong Si Kecil, sementara Anda membasuhnya dengan air.
Salah satu perawatan bayi baru lahir yang dianggap cukup merepotkan adalah mengganti popok. Bayi baru lahir mungkin perlu berganti popok hingga 6–10 kali dalam sehari, tergantung dari asupan yang diterima bayi.
Umumnya, bayi yang diberi susu formula sejak lahir akan lebih sering buang air kecil dan buang air besar dibandingkan bayi yang diberi ASI.
Bayi pertama kali buang air besar setelah sehari atau dua hari kelahirannya. Kotoran bayi baru lahir yang baik adalah berupa mekonium berwarna hitam. Mekonium terdiri dari lendir, cairan ketuban, dan segala sesuatu yang ditelan bayi saat berada di dalam kandungan.
Umumnya, bayi perlu disusui 8–15 kali dalam sehari. Hal ini karena kapasitas perut bayi masih sangat kecil.
Susui Si Kecil sesering mungkin tanpa harus menunggunya menangis atau berteriak terlebih dahulu. Saat menangis, bayi lebih sulit menelan susu sebab lidahnya tidak berada dalam posisi pelekatan yang tepat.
Mungkin pada awalnya menyusui akan terasa sulit dilakukan. Tapi seiring dengan waktu, Anda dan bayi akan semakin menguasai proses ini.
Tidak ada komentar