Melanesiatimes.com – Koordinator Nusa Ina Connection, Abdullah Kelrey menilai, bahwa tugas berat Nahdlatul Ulama (NU) masih memiliki tugas yang tidak gampang, bagaimana menyebarkan Islam Ahlusunnah Wal Jamaah yang lebih masif lagi, sehingga tidak sekedar jawa sentris saja.
“Saya lihat gerakan dakwah Nahdlatul Ulama di daerah-daerah luar Jawa terutama Indonesia Timur, tidak semasif di pulau Jawa,” kata Abdullah Kelrey kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
Salah satu yang ia contohkan ada masyarakat di tanah kelahirannya, yakni di Pulau Seram. Menurut Abdullah, memang organisasi NU sudah ada di sana, hanya saja pendalaman tentang ajaran dan ideologi NU masih belum merasuk ke mereka.
“Contoh, seperti di Pulau Seram Maluku, kehidupan sehari masyarakat sudah terbentuk sebagai warga Nahdliyyin, namun pendalaman ke-Nahdiyyinannya belum terbentuk, artinya basis ideologinya belum terbentuk,” terangnya.
Ia cukup menyayangkan bahwa gerakan NU di wilayahnya masih sebatas berkutat dengan urusan duniawi yakni politik praktis. Hal ini karena gerakan kultural NU di Pulau Seram masih belum kuat.
“Gerakan Nahdlatul Ulama di Pulau Seram atau Maluku masih sebatas gerakan politik praktis, gerakan kultur belum terbentuk dengan rapih,” tandasnya.
Oleh karena itu, ia berharap besar agar bagaimana dakwah-dakwah kalangan NU bisa merata di seluruh pelosok nusantara sehingga Islam yang mengajarkan tentang rahmatan lil ‘alamin bisa tereksplorasi dengan baik.
“Padahal gerakan kultur ini bagus untuk penguatan gerakan politik, apalagi basis masyarakatnya sudah terbentuk sejak awal, sangat gampang untuk penguatan,” paparnya.
Aktivis kebangsaan ini menyampaikan pesan kepada NU khususnya PBNU yang baru saja mengesahkan susunan kepengurusan di periode 2022-2027 agar fokus juga pada pengembangan gerakan dakwah di luar Jawa.
“Jangan terlalu fokus di Pulau Jawa, gerakan penguatan kultural Nahdlatul Ulama, harus fokus ke kampung-kampung luar Jawa,” tegasnya.
Abdullah Kelrey berharap besar, di usia yang hampir satu abad ini, Nahdlatul Ulama sebagai sebuah organisasi dan pergerakan keislaman bisa ikut menangkal gerakan radikal dan ekstremis yang sudah membias ke kalangan masyarakat, khususnya kaum grass root.
“Perlu di bangun sekaligus menangkal gerakan kelompok radikal yang ada di Pulau Seram Maluku, jangan sampai ke depan Indonesia menjadi basis radikalisme,” pungkasnya.
Tidak ada komentar