Melanesiatimes.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyampaikan bahwa satu hal yang selalu terjadi adalah perubahan, menuju arah yang lebih baik. “Adaptasi dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan jaman dan perubahan untuk menjawab tantangan baru,” tuturnya dalam sambutan pada kegiatan Kiprah 54 Tahun LIPI (26/08).
Dalam perayaan hari ulang tahun LIPI ke 54 tersebut Handoko mengimbau sivitas LIPI untuk memaknai semangat inovasi, solusi untuk negeri. “Tema hari ini sederhana namun hikmat dan sesuai momentum melakukan refleksi diri, bergerak maju, menjawab tuntutan dan tantangan masyarakat kita,” tuturnya.
Handoko menyampaikan bahwa sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia akan memasuki sejarah baru. ”Ke depan kita akan memasuki sejarah baru yang sebenarnya kalau dari sejarah lama, merupakan kelanjutan proses yang memang belum selesai , terutama era Bung Karno dan Pa Habibie,” ungkapnya.
Hal tersebut menurutnya dilatarbelakangi oleh tuntutan untuk menjadikan IPTEK dan aktivitas riset memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Kita masih memiliki PR yang sangat besar, bagaimana menjadikan IPTEK dan aktivitas riset untuk menghasilkan invensi dan inovasi benar-benar bisa memberikan kontribusi riil dan dapat dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.
Handoko menyampaikan integrasi LIPI dan lembaga litbang lain ke dalam BRIN merupakan langkah percepatan untuk mewujudkan hal tersebut. “Kita dapat melakukan percepatan, terutama setelah menjadi BRIN, yang memiliki kompetensi dan kapasitas lebih besar untuk bisa memberikan dukungan dan fasilitas sehingga para periset dapat bekerja lebih baik dan memberikan solusi untuk bangsa dan negara,” imbuhya.
Integrasi ini juga diharapkan menjadi solusi awal yang dapat dilakukan atas permasalahan yang ada. “Bagaimana mengembangkan model bisnis yang dalam dunia riset menggunakan pendekatan cost benefit, terutama memberikan benefit sebaik-baiknya, mengembangkan model dan proses bisnis yang lebih sesuai, ideal, fasilitatif untuk membentuk ekosistem riset yang lebih baik sehingga periset dapat menghasilkan output,” terangnya. “Bagaimana kita bisa melakukan efisiensi dan optimalisasi, meningkatkan purchasing power, meningkatkan value anggaran yang diamanatkan oleh masyarakat kepada kita guna mendukung aktivitas riset dan inovasi yang nanti akan dikembalikan kepada masyarakat juga,” urainya.
Handoko menekankan bahwa solusi tersebut dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama sebagai fasilitator periset untuk dapat melakukan riset yang baik dan benar. “Bagaimana memfasilitasi atau menginvolve kampus, industri, akademisi, bersama-sama terlibat menghasilkan yang terbaik bagi kita semua untuk mewujudkan tujuan utama yaitu memfasilitasi periset melakukan riset yang baik dan benar dan mencapai scientific well proven dan jika produk berarti sesuai standar otoritas yang berlaku,” ujarnya.
Indonesia masih berjuang menghadapi Pandemi Covid 19 sehingga butuh banyak inovasi dan solusi. Pelaksana Harian (Plh) Kepala LIPI Agus Haryono menyampaikan bahwa seiring dengan tema dalam Kiprah 54 Tahunnya, LIPI harus dapat memberikan inovasi dan solusi untuk negeri, terutama dalam penanganan pandemi covid 19. “Tema LIPI sangat relevan saat ini dimana kita butuh banyak inovasi dan solusi dari LIPI karena bangsa Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi,” ungkap Agus dalam sambutannya.
Agus menyampaikan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi motor penggerak sesuai dengan kapasitas masing – masing untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi. “Sesuai dengan pidato kenegaraan presiden tanggal 16 Agustus 2021 yang mengarahkan bahwa kita harus beranjak dari bangsa yang memanfaatkan sumber daya alam menjadi bangsa yang mengedepankan IPTEK dan Inovasi untuk menjadi elemen penting membangun kapasitas negara,” jelasnya.
Dirinya melanjutkan untuk mencapai hal tersebut, beberapa tahun ini LIPI telah melakukan transformasi proses bisnis manajemen riset. “Kita harus terus melakukan transformasi dan evaluasi secara terus menerus agar tetap tepat sasaran, harmonis, dan berkelanjutan,” terangnya.
Pandemi covid 19 menurutnya memberikan dampak positif dalam memacu percepatan transformasi. “Pandemi covid 19 telah memacu untuk lebih cepat bertransformasi beradaptasi dengan perubahan yang ada, meninggalkan pola lama menuju pola baru untuk lebih produktif dalam melakukan pekerjaan. Kita dapat bekerja dari mana saja dengan mengedepankan prinsip efisiensi,” ungkapnya. “Di sisi lain dengan adanya pandemi akselerasi inovasi semakin menyatu dalam keseharian kita. Sehingga meskipun sudah transformasi sejak 2018 kita masih terus melakukan perbaikan,” imbuhnya.
Dalam situasi pandemi LIPI terus berupaya menghasilkan hasil riset dan inovasi dalam membantu penanganan covid 19. “Tidak hanya peralatan yang dihasilkan, namun juga dari sisi sosial termasuk dalam bentuk kajian ilmiah dan solusi UMKM dapat survive dalam menghadapi masa pandemi covid 19,” lanjut Agus.
Memasuki kiprahnya yang ke 54 tahun, Agus menuturkan bahwa LIPI akan terus berkiprah dan menjawab tantangan yang ada hingga nanti mejadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). “LIPI sebagai lembaga yang telah berdiri selama 54 tahun akan terus berkiprah dan bertransformasi menyikapi dinamika dan tantangan yang ada saat ini serta terus berkontribusi bagi bangsa dan negara hingga nanti menjadi bagian dari BRIN,” jelasnya.
Agus menyebutkan setidaknya empat aspek perubahan yang dilakukan dalam bureaucracy engineering sejak tahun 2018. “Sejak 2018 kita melakukan perubahan fundamental untuk memperbaiki manajemen riset, melalui pembenahan SDM, infrastruktur, anggaran, dan regulasi,” terangnya. “Kita berharap perubahan ini membawa LIPI semakin baik, berskala global dan mengejar ketertinggalan kita dari negara lain,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pada kesempatan yang sama, LIPI mengumumkan nama-nama penerima Satyalancana Wira Karya Pembangunan dan penghargaan LIPI untuk sejumlah inventor. Mereka adalah Dr. Eng. Budi Prawara (Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi), Dr. Ir. Yuyu Wahyu (Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi), Dr. Haznan Abimanyu, Dip.Ing (Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik) berhasil, Hendri Maja Saputra, M.T (Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik), Muhamad Ridwan, S.Far (Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), Dr. Ratih Asmana Ningrum (Pusat Penelitian Bioteknologi). Dr. Budi Prawara, M.Eng tercatat sebagai inventor dengan lisensi terbanyak, sedangkan Dr. Widya Fatriasari S.Hut., M.M. sebagai invemtor dengan jumlah paten terbanyak. Pada kesempatan yang sama juga diumumkan tim inventor LIPI penghasil PNBP royalti terbesar 2020-2021, yaitu total sebesar Rp. 2.048.927.771 (rm/ed: drs)
Sumber : Humas LIPI
Sivitas Terkait : Dr. Eng. Agus Haryono