A. M SANGADJI, Syarikat Islam, JIB, dan Jong Ambon
Oleh : Kamil Mony
Dibandingkan dengan HOS Tjokroaminoto dan H Agus Salim, AM (singkatan dari: Abdul Muthalib) Sangadji kurang begitu dikenal namanya. Terutama di kalangan angkatan muda Indonesia sekarang. Sebab dalam buku-buku atau tulisan-tulisan yang mengungkapkan sejarah pergerakan nasional, khususnya Syarikat Islam, nama AM SANGADJI tidak banyak disebut. Yang banyak disebut ialah nama HOS Tjokroaminoto, H A Salim dan Abdoel Muis, di samping nama H Samanhudi yang merupakan pendiri dari Organisasi yang kemudian menjelma menjadi Syarikat Islam dan seterusnya berkembang menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia, yang lebih dikenal dengan dengan singkatan PSII itu (Keterangan Oemar Dachlan), wartawan pewarta Borneo sekaligus Sespri Abdoel Muthalib Sangadji dalam jurnal suara Muhammadiyah tahun 1984
Sebagai catatan tahun 1919 A M SANGADJI atas inisiatifnya sendiri berpindah tugas sebagai panitera pengadilan (griffer landraad) dari Landrad Amboina menuju Landraad Surabaya. Putera bangsawan asal Negeri Rohomoni ini, dalam sidang – sidang Landraad selalu membendung air matanya ketika melihat perbedaan perlakuan Hak Asasi Manusia, Hukum, dan Keadilan terhadap warga bangsanya sendiri diperkuat dengan bacaan beliau soal pergerakan nasional, politik, ekonomi, dan perburuhan yang diterbitkan oleh surat kabar milik SI oetoesan Hindia serta fadjar Asia dibawah pimpinan HOS Tjokroaminoto.
Saat itu Jago Toea A M SANGADJI, bertempat tinggal di gang blauran no 4 Surabaya Jawa Timur. Dan di Kota inilah awal pertemuan A M SANGADJI dengan duo sahabat karib saudara separtainya HOS Tjokroaminoto (raja Jawa tanpa mahkota) dan The grand old man (H Agus Salim) serta Tokoh – Tokoh SI terkemuka lainnya. And then, tahun 1922 A M SANGADJI memulai debut politiknya dalam wadah berhimpun kolektif kolegial kebangsaan Syarikat Islam. Bergabungnya A M SANGADJI dalam kancah politik perjuangan SI menambah energi positif baru Indonesia berdikari (zelfbestuur) dan politik hijrah yang diusung tuan Tjokro. Tak butuh waktu lama A M SANGADJI sembilan tahun kemudian (24 – 27 Januari 1930 hingga 1942) terpilih secara demokratis dalam Kongres PSII di Yogyakarta menggantikan sahabat karib atau yang akrab disapa beliau dengan sebutan ‘Broer’ Hadji Oemar Said Tjokroaminoto.
Kongres PSII di Surabaya pada tahun 1931 telah memutuskan agar Program Azas dan Program Tandhim PSII diberi keterangan yang cukup. Pekerjaan itu diserahkan kepada HOS Tjokroaminoto. Dewasa itu, almarhum bertempat tinggal di Jakarta. Abdoel Moethalib SANGADJI Ketua Ladjnah Tanfidziyah PSII diserahi pula membantu Tjokroaminoto di dalam menyusun tafsir. A M SANGADJI kala itu sangat piawai memainkan mesin Tik. Ketika putusan Kongres itu sudah diambil, Tjokroaminoto berkata kepada W. Wondoamiseno dan A M SANGADJI. Saya belum pernah menerima pekerjaan yang seberar seperti sekarang ini tetapi Lahaula walaquata illa billah”. Baca (Amels HOS Tjokroaminoto Hidup dan Perdjuangannja).
A M SANGADJI dan JIB
Jong Islamieten Bond disebut juga Perhimpunan Pemuda Dan Pelajar Islam didirikan tanggal 1 Januari 1925 di Batavia Organisasi ini bukanlah Organisasi politik karena tidak terlibat dalam kegiatan politik, tetapi menyelenggarakan kursus pendidikan dan mempererat persatuan bagi pemuda dan pelajar Islam Hindia Belanda. Anggota JIB merupakan anggota dari Jong Sumatranen Bond, Jong Java, dan organisasi pemuda lainnya . Adapun tujuan dari JIB adalah mempelajari agama Islam dan menganjurkan agar ajaran – ajarannya diamalkan serta menumbuhkan simpati terhadap Islam dan pengikutnya, di samping toleransi positif terhadap orang – orang yang berlainan dengan agamanya.
Mohammad Natsir Negarawan dan Tokoh Pergerakan Islam. di tahun 1928 – 1932 menjadi Ketua Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung, Natsir banyak bergaul dan berguru dengan pemikir – pemikir Islam terkemuka seperti Ahmad Hassan, H Agus Salim, HOS Tjokroaminoto, dan A M Sangadji beberapa di antara mereka adalah Tokoh pembaharu Islam yang mengikuti pemikiran Mohammad Abduh di Mesir.
Mohammad Roem seorang Diplomat dan salah satu pemimpin di Indonesia, merupakan murid langsung A M Sangadji dalam pergerakan JIB. Roem senantiasa belajar banyak hal dari trio SI (tjokro, salim, SANGADJI).
Abdul Rahman Baswedan merupakan salah satu pionir gerakan emansipasi dan integrasi golongan minoritas keturunan Arab (Hadramaut Yaman – Selatan). Pada tahun 1925, Abdul Rahman Baswedan Aktif dalam organisasi Jong Islamieten Bond atau JIB dan menjadi anggotanya kebanyakan anggota JIB terdiri dari macam – macam suku bangsa Indonesia. Dengan pergaulan JIB yang merupakan bawahan dari Partai Syarikat Islam Indonesia, dan sering mengikuti uraian – uraian politik dari pemimpin – pemimpin utamanya yaitu HOS Tjokroaminoto, H Agus Salim, A M Sangadji, dan lainnya. Berindekost dalam keluarga besar JIB di rumah Soeroeyono yang jauh dari kampung Arab sehingga muncullah rasa nasionalisme Abdul Rahman Baswedan yang di dasari oleh kesadaran politik. Sumber (Narasi Sejarah Abdul Rahman Baswedan). A.R Baswedan ini adalah penggagas Sumpah Pemuda keturunan Arab tahun 1934 di Semarang yang bersepakat mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka.
Pendirian JIB ini kemudian diikuti dengan pembentukan pemuda muslimin Indonesia (PMI) pada tahun 1929, organisasi ini masih di bawah naungan Syarikat Islam dengan fungsi untuk menjaring bakat kepemimpinan sejumlah pemuda Muslimin terpilih meskipun PMI kurang populer dibanding JIB. Para Tokoh pendiri Pemuda Muslim Indonesia antaranya H Agus Salim, S M Kartosuwirjo, A M Sangadji, Harsono Tjokroaminoto.
Mohammad Sardjan (mantan menteri pertanian) tahun 1955 adalah juga salah satu murid jago toea A M Sangadji yang ditempa hingga menjadi ketua pemuda Muslimin Indonesia tahun 1932. Dan masih banyak lagi Tokoh – Tokoh pejuang kaliber Nasional lainnya yang mendapat pendidikan, pencerahan politik kebangsaan dari pemuda kampung asal Pulau Haruku, Maluku ini.
A M Sangadji dalam Jong Ambon
Jong Ambon adalah organisasi kepemudaan Ambon yang dibentuk pada masa pergerakan nasional sebelum sumpah pemuda. Jong Ambon di dirikan oleh pada pelajar asal Ambon yang bersekolah di STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen). Jong Ambon berdiri pada 1917 dan diketuai oleh J. Kayadu. Tujuan dari dibentuknya Jong Ambon adalah untuk menggalang persatuan, kesatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda yang berasal dari Ambon (Maluku). Semangat Sumpah Pemuda mengalir sampai ke daerah-daerah nusantara salah satunya Maluku dengan latar belakang pendidikan yang diperoleh dari Sekolah – sekolah belanda, para pemuda Maluku mulai terlibat dalam kegiatan pergerakan pemuda demi mencapai Indonesia Merdeka, kesadaran para pemuda Maluku ini kemudian di mulai dengan membentuk suatu organisasi masyarakat Maluku bernama Jong Ambon. (Sumber kompas.com).
A M Sangadji pada tahun 1917 itu, adalah pegawai pemerintah Hindia Belanda (griffer Landraad) di Amboina. Di tahun tersebut Oudeheer A M Sangadji sedang berada di Tenggarong Kutai Kertanegara di mana saat itu abangnya Abdoullah Sangadji adalah pegawai pemerintah Hindia Belanda dengan jabatan Commies Controlleur atau asisten wedana setingkat wakil bupati sekarang pada Karesidenan Kutai Kertanegara tak lupa A M Sangadji memboyong adik perempuannya Hajjah Siti Nur Saat Sangadji (mantum wanita Aisyiyah DKI Jakarta 1960 – an) yang ikut membantu pergerakan perjuangan A M Sangadji di dataran Kalimantan. Di Kalimantan Timur ini, A M Sangadji sering memberikan edukasi keagamaan, pendidikan, dan pencerahan menuju Indonesia Merdeka kepada warga pribumi di sana.
Johannes Leimena adalah seorang Doktor, politisi, dan pahlawan nasional Indonesia ia tercatat menjabat posisi menteri paling lama selama masa pemerintahan Soekarno dengan total masa jabatan hampir 20 tahun, ia juga pernah menjabat sebagai anggota DPR dan Konstituante serta mengetuai Partai Kristen Indonesia periode 1950 – 1961.
Pada tanggal 09 Mei 1920 dibentuk organisasi Syarikat Ambon oleh Alexander Jacob patty yang lebih dikenal dengan sapaan om lex di Semarang AY patty sendiri adalah seorang wartawan yang terlibat aktif dalam mengirim kabar dan berita dari Digul, Irian Jaya, ke Australia dan New York. Kabar itu berisikan permohonan dukungan dari Australia dan PBB bagi kemerdekaan Indonesia tujuan di bentuknya Syarikat Ambon sendiri yaitu untuk mendorong tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Maluku serta membangkitkan rasa nasionalisme. Syarikat Ambon termasuk organisasi politik, berkat perjuangannya pemerintah Belanda pun mendirikan Ambon Raad pada 1921 (sumber kompas.com)
Tahun 1928 Abdoullah Sangadji setelah kembali dari tugas Kutai Kaltim saat itu diangkat menjadi Reghent – Raja di Negeri Rohomoni beliau kemudian diangkat sebagai anggota Ambon Raad melalui pemilihan Rakyat mewakili Afdelling. Adik A M Sangadji lainnya Mohammad Jen Sangadji menjadi Jaksa Penyidik pada kantor Hoofd kejaksaan Amboina. Nanti di tahun 1927 A M Sangadji turut aktif dengan pemuda – pemuda asal Maluku diantaranya A Y Patty yang berkedudukan di Semarang.
Johannes Latuharhary adalah Tokoh perumus naskah Proklamasi kelahiran Saparua, Maluku, pada 06 Juli 1900 ia merupakan lulusan ilmu hukum di Universitas Leiden, Belanda. Sama seperti Tokoh Indonesia pada masa pergerakan nasional kebanyakan, Latuharhary aktif dalam berorganisasi, pada 12 Januari 1936 misalnya ia mendirikan Jong Ambon ketika menetap di Malang. Saat itu Latuharhary di tunjuk sebagai Ketua ditemani wakilnya, A. Nanlohy. Jong Ambon sendiri adalah organisasi Ambon muda atau pemuda – pemuda Ambon yang berdiri pada masa pergerskan nasional sebelum Sumpah Pemuda. Latuharhary tercatat sebagai Gubernur pertama Provinsi Maluku. Sumber (good news from indonesia)
Penutup
Kongres Sumpah Pemuda 1928 di Jakarta yang diketuai oleh Sugondo Jojo Puspito adalah awal tonggak sejarah kepemudaan nasional Indonesia. di dalam narasi – narasi sejarah peradaban bangsa jago toea A M Sangadji didapuk menjadi peserta utama Kongres Sumpah Pemuda 1928, sedangkan sahabat lainnya dari Jong Ambon Johannes Leimena dipercayakan masuk menjadi panitia Kongres.
Beberapa waktu lalu, perwakilan keluarga sekaligus cicit A M Sangadji telah menyerahkan dokumen pengajuan/pengusulan A M Sangadji sebagai pahlawan nasional melalui Dinas Sosial Provinsi Maluku sesuai dengan regulasi UU No 20 tahun 2009 (gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan) dan Alhamdulillah surat keputusan atau SK tim peneliti, pengkaji gelar daerah (TP2GD) telah di tanda tangani secara resmi oleh Gubernur Provinsi Maluku Irjen Pol (Purn), Drs Murad Ismail SH, MH. Semoga Ikhtiar Rakyat Maluku guna mengusung salah satu putera terbaik Maluku mendapat pengakuan negara sebagi Pahlawan Nasional.
Aaamiin Yaa Rabbal Alamiin…
AMS Institute