Inilah Sosok Mantan Mahasiswa yang Beda Jurusan Dalam Meniti Kariernya

waktu baca 2 menit
Senin, 20 Sep 2021 14:04 1 7 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – Proses pendidikan terkait kesalahan dalam memilih jurusan atau program studi tidak berpengaruh dengan jabatan di kemudian hari.

Jikalau seseorang yang sedang menempuh pendidikan di kampus pada jenjang S1 disarankan agar tidak perlu risau dengan keputusan terkait jurusan atau program studi yang di jalankan. Jangan terpengaruh dengan teman – teman atau keluarga.

Tapi yang di butuhkan adalah tekat kita belajar mendalami jurusan atau program studi yang kita ambil.

Berikut salah satu Sosok Menteri yang salah jurusan dalam meniti karir dan inilah cerita selengkapnya yang di ceritakan oleh Bapak Presiden Jokowi.

Jokowi Menteri Kesehatan kita, Budi Gunadi Sadikin, adalah sebuah contoh tentang seseorang yang berkarir jauh dari ilmu yang didapatkannya pada masa kuliah. Ia seorang Insinyur Teknik Fisika Nuklir yang menjadi bankir. Karirnya melesat sampai puncak sebagai Dirut Bank Mandiri. Dan sekarang, Pak Budi melompat lagi menjadi Menteri Kesehatan.

Perjalanan Pak Budi ini menyiratkan pesan kepada dunia pendidikan tinggi agar memfasilitasi para mahasiswa untuk mengembangkan talentanya dan mengubah pola-pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia.

Ini saya sampaikan dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di  Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta kemarin.

Saya meminta perguruan tinggi memfasilitasi para mahasiswa untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas. Karena kita ingat, pilihan studi jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah.

Seorang mahasiswa tidak perlu pindah program studi, jurusan, dan fakultas. Tapi perbanyak mata kuliah pilihan dan beri mereka kesempatan untuk mengambil kuliah sesuai talentanya.

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA