Melanesiatimes.com – Pemuda asal melanesia angkat bicara terkait dengan statemen di twitter Ustaz Fadlan Garamatan.
Abdullah Kelrey (Pemuda Melanesia) merasa resah dan risih dengan isi twitter Ustaz Fadlan Garamatan. Kelrey menilai bahwasanya, isi twitter Ustaz Fadlan Garamatan tidak sesuai dengan latar belakang sebagai seorang pendakwa dan terkesan provokatif.
“Seorang pendakwa kok ngomongnya seperti itu, tidak sesuai dengan latar belakang sebagai seorang pendakwa.”
Pendakwa itu harus bicara sesuai dengan Al – Qur’an dan hadis, bukan sebaliknya sebagaimana tertera dalam isi twitternya Ustaz Fadlan Garamatan. Tuturnya
Saya tidak usah jelaskan secara rinci isi twitter Ustaz Fadlan Garamatan, sialahkan dibuka dan baca saja isi twitternya lalu menilai sendiri. Ujar, Kelrey, Rabu, (25/08/2021).
Terkait dengan masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal cina masuk di Indonesia, bagi kelrey, “itu hal yang biasa, karena adanya kebijakan kerja sama antar negara sesuai kebutuhan.” Toh, ada juga Tenaga Kerja Indonesian (TKI) masuk ke nagara lain dan banyak. Tapi hal itu, tidak ada masalah bagi mereka, karena sesuai kebutuhan. Jadi jangan sempit mikirnya. Tutur Kelrey
Lebih jauh kelrey juga menyoroti terkait beredar isu provokasi dari beberapa tokoh salah satunya adalah Ustaz Fadlan Garamatan terkait dengan susah nya mencari kerja di masa pandemi, soal kebijakan kuota haji, pengelolaan tambang di indonesia dan putusan kasus Habib Rizieq Shihab (HRS).
Kelrey menjelaskan bahwasanya, apa yang disampaikan oleh mereka sangat tendensius dan provokatif, mereka sepertunya punya niat yang tidak benar, mereka ingin merusak nama baik bangsa dan negara, apalagi Ustaz Fadlan Garamatan yang hanya copy pasty statemen orang lain dan menambahkan narasi provokatif lalu menyebarkan di twitternya. Itu adalah hal yang sangat tidak benar. Maka, orang seperti ini harus di ruqiah agar sadar. Terutama Ustaz Fadlan Garamatan. Tuturnya
Khusus untuk Ustaz Fadlan Garamatan, kelrey mengingatkan bahwa, “Ustad tidak lihat pemerataan pembangunan di indonesia, terutama di papua dan papua barat, kenapa tidak bersyukur, di zaman Presiden Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) papua tidak seperti saat ini. Kenapa waktu itu tidak kritik, kenapa sekarang berkoar – koar? Tanya Kelrey.
Soal tambang, zaman Presiden Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih pengelolaan parah tambang di papua, Ustaz Fadlan Garamatan dimana? Kenapa tidak kritik pemerintah saat itu, kok diam – diam baee ustad?
Soal kebijakan kuota haji, itu kebijakan negara tujuan arab saudi, bukan kebijakan negara indonesia. Untuk itu, kelrey mengingatkan Ustaz Fadlan Garamatan untuk berperan lah sebagai pendakwa, jangan seperti bercong yang memiliki satu alat kelamin tapi jiwa dan tubuhnya menjadi dua akhirnya tidak bermanfaat buat umat, bangsa dan menjadi beban negara.
Terakhir, ia (kelrey) mengajak Ustaz Fadlan Garamatan agar segera kembali ke Al – Qur’an dan Hadits serta berdakwa itu seperti Nabi Muhammad SAW. Jangan pakai hadis2 palsu untuk profokasi rakyat dan berperan seperti bencong dan sebagai politisi atau follower di media media sosial. Kalau mau jadi pendakwa jadi pendakwa yang baik dan benar. Tutup kelrey.