Isue Pabrik Miras Merebak di Kawasan Gunung Shangyang Badung Bali

waktu baca 2 menit
Sabtu, 12 Jun 2021 09:37 0 12 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com Beberapa hari belakangan, beredar isue yang merebak di kawasan jalan Gunung Shangyang, Kabupaten Badung, Bali, bahwa akan berdiri pabrik minuman keras (miras) khas Jepang di lokasi tersebut.

Pabrik tersebut, menurut informasi yang berhasil dikumpulkan oleh redaksi dimiliki oleh beberapa orang yang berasal dari Jakarta dan bekerjasama dengan beberapa investor dari Jepang.

Lokasi pabrik, menurut pantauan redaksi, adalah bekas gudang furniture yang lama tidak terisi. Belakangan baru muncul kabar bahwa bangunan tersebut akan beroperalih menjadi pabrik miras khas Jepang, shochu.

Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak pemerintah daerah setempat, kawasan Gunung Shangyang, yang menjadi salahsatu batas antara Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman dan kelompok usaha jasa perdagangan. Dengan demikian, berdirinya pabrik disana akan melanggar Ijin Tata Ruang (ITR) kawasan.

Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, upaya melakukan negosiasi untuk mengutak atik ijin lokasi agar dapat dioperasionalisasikan sebagai pabrik, sudah beberapa kali dilakukan. Tapi hingga berita ini diturunkan, tampaknya upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Masih menurut pihak tersebut, ijin industri kawasan Badung dan Denpasar yang seharusnya dialihkan ke kawasan industri Werdi Bhuwana, Tabanan. Maka jelaslah, jika berdiri pabrik di kawasan Gunung Shangyang, Badung, telah melanggar ketentuan.

Apalagi isue industri miras saat ini sedang mendapatkan sorotan publik nasional, setelah Presiden Jokowi mencabut pasal perijinan miras tersebut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2021.

Adanya upaya pengusaha dari Jakarta tersebut yang berupaya menggocek aturan ini, menurut banyak pihak dianggap akan merugikan masyarakat setempat, termasuk pemerintah daerah.
Disamping melanggar ketentuan, industri miras dikawasan pemukiman juga akan merusak tata ruang dan lingkungan sekitar, mengingat kawasan Gunung Shangyang adalah kawasan padat penduduk.

“Kami akan menggalang para Kepala Banjar dan tokoh-tokoh adat dan masyarakat Badung untuk bereaksi dengan mengirimkan surat keberatan kepada pemerintah daerah terhadap rencana pembangunan pabrik miras di jalan Gunung Shangyang itu. Jadi siapapun yang memberi ijin akan berhadapan dengan masyarakat sekitar. Kami sudah mengetahui lokasinya dan sudah kami awasi kegiatan disana”, tutup sumber tersebut.  (jmt)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA